Puluhan Rudal Hizbullah Porak Porandakan Pangkalan Udara Meron Israel - Telusur

Puluhan Rudal Hizbullah Porak Porandakan Pangkalan Udara Meron Israel

Pangkalan udara Meron, Israel, dibombardir puluhan rudal Hizbullah. (Foto: Rai Al Youm).

telusur.co.id - Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth (YA) mengutip pengakuan tentara Israel  bahwa serangan puluhan rudal Hizbullah telah memorak porandakan pangkalan udara  Meron Israel.

YA mengaku diperbolehkan memuat laporan bahwa Hizbullah berhasil menimpakan banyak kerugian pada pangkalan kendali angkatan udara (BA 506) di Meron dengan salvo rudal yang tidak biasa pada hari Sabtu lalu.

Tentara Israel pada Ahad malam mengkonfirmasi  kehancuran beberapa infrastruktur deteksi pada pengawasan udara.

Sehari sebelumnya, Hizbullah  mengumumkan pemboman markas udara Meron Israel dengan 62 rudal, sebagai tanggapan atas pembunuhan tokoh Hamas Saleh Al-Arouri oleh Israel di pinggiran selatan Beirut belum lama ini.

Badan Penyiaran Israel  Kan melaporkan adanya perkiraan Israel bahwa jika kesepakatan tidak tercapai untuk menjauhkan Hizbullah dari perbatasan Lebanon maka hal ini dapat menyebabkan “perang terbatas” antara kedua belah pihak.

Juru bicara militer Israel Avichai Adraee mengumumkan bahwa Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Jenderal Herzi Halevy melakukan penilaian situasi pada hari Ahad di markas Divisi Tepi Barat, di hadapan Komandan Wilayah Tengah dan Komandan Divisi.

Halevy mengadakan dialog operasional dengan para komandan brigade regional yang beroperasi di wilayah tersebut.

“Tahun 2024 akan penuh tantangan, karena kita berperang di Gaza, dan bahkan saya tidak yakin bahwa pertempuran akan terus berlanjut sepanjang tahun, yang pasti kita akan berada dalam situasi perang di Gaza sepanjang tahun, dan hal ini akan terefleksi di kancah-kancah lain, termasuk Yudea dan Samaria (Tepi Barat), yang akan tetap waspada dan berusaha melakukan serangan-serangan teror. Oleh karena itu, kita  bertanggung jawab atas sejauh mana rencana ini dapat dihalangi atau digagalkan. Jadi, apa tugas kita? Kita harus menunjukkan tekad yang maksimal dalam pertempuran,” kata Halevy, seperti dilansir dari Rai Al Youm.

Halevy menambahkan; “Di wilayah utara negara ini, Hizbullah telah memutuskan untuk memasuki perang ini. Kita, pada gilirannya, menanggung harga yang semakin meningkat untuk hal ini, mengingat bahwa kemarin mereka menderita kerugian tujuh orang tewas dan hancurnya dua target yang sangat penting untuk hal ini, dan kita terus menaikkan harga yang harus dibayar oleh Hizbullah  demi mewujudkan tanggung jawab dan tugas kita untuk mengembalikan penduduk di bagian utara negara ini ke rumah mereka, bukan bertentangan dengan keinginan mereka, tetapi dengan memastikan rasa aman dan keselamatan mereka.”

Pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah dalam sebuah pidato pada hari Jumat lalu mengatakan bahwa “pejuang Islam (Hizbullah) telah melakukan lebih dari 670 operasi melawan Israel dalam waktu tiga bulan,” dan mencatat bahwa “48 situs perbatasan berulang kali menjadi sasaran serangan.”

Perbatasan Israel-Lebanon diwarnai eskalasi baku tembak, terutama antara tentara Israel dan Hizbullah, sejak pecahnya perang antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober, yang menimbulkan kekhawatiran akan perluasan konflik.

Israel memperingatkan bahwa mereka akan mengintensifkan aksi militernya jika Hizbullah tidak menarik diri dari perbatasan.

YA pada hari Minggu juga melaporkan bahwa tentara Israel gagal mencapai tujuan perang di Gaza meskipun memasuki bulan keempat, di tengah kerugian ekonomi terbesar, mencapai 217 miliar shekel ($59,35 miliar).

Hal ini dimuat dalam laporan ekstensif surat kabar tersebut dengan judul “Perang Paling Mahal – dan Tujuan Israel Belum Tercapai… Gambaran Situasi Setelah 3 Bulan.”

YA menyebutkan bahwa operasi darat, yang dimulai pada akhir Oktober lalu, mengumpulkan banyak pencapaian taktis setiap hari, namun tidak membuat Israel mampu mencapai tujuan perang. [Tp]


Tinggalkan Komentar