telusur.co.id - Ribuan masyarakat banjiri lapangan Kecamatan Banjarharjo untuk menangkan kotak kosong di Pilkada Brebes 2024.
Antusias publik Kabupaten Brebes ini mencerminkan kekecewaan terhadap terbatasnya pilihan calon kepala daerah yang dinilai tidak merepresentasikan aspirasi mereka.
Dan gelombang dukungan ini mengirimkan pesan tegas bahwa publik menginginkan perubahan dan transparansi dalam proses politik daerah.
Dalam kesempatan tersebut, Anggota DPRD Brebes dari Fraksi PDIP, Cahrudin menegaskan bahwa gerakan ini merupakan bentuk perlawanan terhadap sistem politik yang dianggap tidak memberikan ruang yang cukup bagi partisipasi publik.
"Kami ada di sini bukan hanya untuk menolak calon tunggal, tetapi juga untuk memperjuangkan demokrasi yang lebih inklusif dan sehat," ujar Cahrudin, Minggu (27/10/24).
Menurutnya, dukungan terhadap kotak kosong semakin menguat setelah gerakan ini viral di media sosial, memicu partisipasi warga dari berbagai desa yang membawa poster, spanduk, dan membagikan foto-foto dukungan mereka.
"Kami ingin pemerintah tahu bahwa masyarakat Brebes tidak tinggal diam. Kami menuntut demokrasi yang adil dan tidak dikendalikan oleh kepentingan tertentu," katanya.
Di tempat yang sama, Ketua Gerakan Relawan Kotak Kosong (GERTAK) Kabupaten Brebes, H. Slamet Maryoko, yang akrab disapa Bang Djarot, berpesan bahwa pentingnya netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam Pilkada ini.
Djarot menegaskan bahwa ASN harus tetap profesional dan tidak boleh terlibat dalam tim sukses calon tunggal.
"ASN harus menjaga integritas sebagai pelayan masyarakat dan mengutamakan profesionalisme," tegas Djarot.
Sementara itu, salah satu peserta deklarasi Suntoro, turut menyuarakan aspirasi masyarakat untuk perubahan yang lebih baik.
"Dukungan kepada kotak kosong adalah wujud nyata semangat masyarakat Brebes untuk menciptakan proses politik yang lebih jujur dan terbuka," ungkap Suntoro.
Kata dia, dengan semakin meluasnya dukungan terhadap kotak kosong, masyarakat Brebes memberikan sinyal kuat bahwa mereka siap memperjuangkan demokrasi yang lebih baik.
"Aspirasi dan harapan publik tidak boleh diabaikan jika ingin menciptakan perubahan nyata di masa depan," pungkas Suntoro. [Tp]