telusur.co.id - Ridwan Kamil-Suswono resmi mendaftarkan diri ke KPU DKI Jakarta sebagai Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024. RK-Suswono menjadi pasangan bacagub dan bacawagub kedua yang mendaftar di KPU DKI Jakarta setelah Pramono Anung-Rano Karno.
Sebagaimana diketahui, Ridwan Kamil (RK)-Suswono diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus untuk maju di kontestasi Pilkada Jakarta.
Adapun partai politik pengusung mereka di antaranya: Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PKS, NasDem, PSI, PKB, PBB, Garuda, Gelora, Prima, dan PKN.
RK-Suswono mendatangi kantor KPU DKI Jakarta diiringi dengan ondel-ondel serta konvoi dari para pendukung parpol pengusungnya. Terlihat RK-Suswono mengenakan pakaian khas Betawi yaitu baju koko putih dengan peci hitam dan celana batik.
Kemudian, mereka menyerahkan dokumen pendaftaran syarat cagub-cawagub kepada Ketua KPU DKI Wahyu Dinata dan jajaran anggota KPU DKI.
Dalam sambutannya sebagai bacagub, RK mengungkapkan, nama singkatan dari RK-Suswono bukanlah lagi 'Rawon' melainkan 'Rido'.
Ia mengatakan, dengan dipakainya nama 'Rido' itu diharapkan dapat memperlancar niat baik mereka untuk membangun kota Jakarta ke depan yang lebih baik ketika terpilih.
"Dalam kesempatan ini kami menyampaikan nama pasangan kami adalah 'Rido', singkatan Ridwan-Suswono, bukan Rowon, mohon izin," kata RK di Kantor KPU DKI Jakarta, Rabu (28/8/24).
"Berharap (dengan pemilihan nama Rido ada ridho Allah dalam niat baik kami membangun bangsa ini melalui demokrasi dan kerja-kerja untuk kemajuan Indonesia, khususnya Jakarta," sambungnya.
Selain itu, mantan Gubernur Jawa Barat tersebut berharap agar proses administrasi dokumen pendaftaran dirinya dan Suswono dapat berjalan lancar.
"Proses kontestasinya yang kondusif, penuh riang gembira, dan penuh adu gagasan dari calon-calon yang nanti ditetapkan KPU, kurang lebih ada tiga pasang," kata RK.
Selanjutnya, untuk lima tahun ke depan dia berharap gagasan yang dibawanya dapat mengubah Jakarta sesuai dengan slogan mereka, "Jakarta Baru."
"Slogan kami adalah Jakarta Baru, karena Jakarta sudah tidak lagi sebagai Ibu Kota Indonesia sehingga membutuhkan imajinasi baru, membutuhkan definisi baru," imbuhnya. [Fhr]
