Sedih! Kasus Bunuh Diri Anak di Jepang Capai Rekor Tertinggi - Telusur

Sedih! Kasus Bunuh Diri Anak di Jepang Capai Rekor Tertinggi

Ilustrasi anak sekolah di Jepang. Foto: China Daily

telusur.co.id - Kementerian Pendidikan Jepang melaporkan bahwa kasus bunuh diri pada anak-anak sekolah di Jepang, mencapai rekor tertinggi selama tahun ajaran terakhir.

Dilansir dari CNN, Jumat (15/10/21), Jepang mencatat 415 kasus bunuh diri di kalangan anak sekolah berusia 6 hingga 18 tahun selama tahun ajaran 2020. Di mana jumlah ini menjadi yang tertinggi sejak pencatatan pada 1974.  Di Jepang, lebih banyak orang meninggal karena bunuh diri daripada tersrang Covid-19 di sepanjang tahun 2020.

Lembaga penyiaran publik Jepang, NHK, menjelaskan ada berbagai faktor yang memicu bunuh diri di kalangan anak sekolah, termasuk masalah keluarga, nilai sekolah yang buruk, hubungan dengan anak-anak lain dan penyakit. 
 
Namun, alasan di balik lebih dari setengah kasus bunuh diri yang dilaporkan tahun ajaran lalu, tidak diketahui. Angka itu 31% lebih tinggi dari tahun ajaran sebelumnya, ketika 317 anak sekolah meninggal. "Peningkatan kasus bunuh diri sangat mengkhawatirkan," kata Eguchi Arichika, kepala divisi anak-anak dan kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Jepang kepada NHK.

Kementerian Pendidikan Jepang melakukan survei tahunan sekolah di semua tingkatan dan mengumpulkan data tentang bunuh diri, intimidasi dan pembolosan. 

Laporan hari Rabu juga menemukan bahwa lebih dari 190.000 siswa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama tidak masuk kelas selama 30 hari atau lebih di tahun ajaran sebelumnya. Angka tersebut menjadi rekor tertinggi dan sekitar 8% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. 

“Hasilnya menunjukkan bahwa pandemi telah menyebabkan perubahan di lingkungan sekolah dan keluarga, serta berdampak pada perilaku anak-anak,” kata Eguchi. 

"Saya ingin mempromosikan upaya untuk mempermudah berbagi cara di mana orang dapat menemukan bantuan dan memastikan anak-anak yang tidak dapat bersekolah dapat terus belajar," lanjutnya.

Sekolah dasar dan sekolah menengah pertama ditutup di Jepang dari bulan Maret hingga akhir Mei 2020. Tahun ajaran Jepang dimulai pada bulan April dan berakhir pada bulan Maret berikutnya.

Survei juga menunjukkan sekitar 30.000 siswa tidak masuk sekolah selama 30 hari atau lebih karena kekhawatiran tentang infeksi virus corona.[Tp]

Laporan: Nadila Firdinia


Tinggalkan Komentar