Serangan Israel di Beirut Guncang Keamanan Lebanon, Gencatan Senjata Terganggu - Telusur

Serangan Israel di Beirut Guncang Keamanan Lebanon, Gencatan Senjata Terganggu

Pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara terhadap Beirut. foto: int

telusur.co.id - Pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara terhadap Beirut pada Jumat (28/3), mengguncang ibu kota Lebanon dan memicu kekacauan di kalangan warga yang bergegas meninggalkan lokasi serangan. Ini adalah serangan pertama yang menghantam Beirut sejak gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah diberlakukan pada November 2023, membuat serangan ini mengejutkan banyak pihak.

Serangan Israel tersebut terjadi tepat ketika warga Lebanon tengah mempersiapkan peringatan Hari Quds Internasional, sebuah momen solidaritas global untuk Palestina. Serangan ini telah memaksa Hizbullah untuk membatalkan unjuk rasa yang direncanakan dalam rangka Hari Quds, dengan alasan eskalasi agresi Israel di wilayah pinggiran selatan Beirut.

Serangan Israel dan Tanggapan Lebanon

Militer Israel mengklaim serangan itu ditujukan untuk menghancurkan fasilitas penyimpanan drone milik Hizbullah yang terletak di Beirut selatan. Menurut laporan dari Kantor Berita Nasional Lebanon, pesawat tempur Israel menyerang kawasan padat penduduk Hadath di pinggiran selatan Beirut, yang rumahnya dihuni oleh banyak keluarga dan juga terdapat sekolah-sekolah.

Sementara itu, Hizbullah membantah tuduhan Israel bahwa mereka terlibat dalam serangan roket dari Lebanon ke wilayah Palestina utara. Hizbullah menyebut klaim tersebut sebagai "rekayasa dalih" yang dibuat oleh Israel untuk membenarkan serangan terhadap Lebanon.

Presiden Lebanon Mengutuk Serangan Israel

Presiden Lebanon, Michel Aoun, yang tengah berada di Paris, mengutuk serangan Israel dan menyebutnya sebagai upaya untuk menarik Lebanon kembali ke dalam lingkaran kekerasan. Dalam konferensi pers bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron, Aoun menegaskan pentingnya mempertahankan kedaulatan Lebanon dan meminta negara-negara internasional untuk segera menekan Israel agar menghentikan agresi mereka.

“Serangan ini adalah upaya jahat untuk membawa Lebanon kembali ke dalam kekerasan. Kami akan terus mempertahankan kedaulatan kami atas seluruh wilayah Lebanon,” ujar Aoun, yang mendesak negara-negara sahabat Lebanon, termasuk Prancis dan Amerika Serikat, untuk bertindak cepat mencegah eskalasi lebih lanjut.

Prancis Menyuarakan Keprihatinan, Reaksi Internasional Dipertanyakan

Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengecam serangan Israel sebagai pelanggaran terhadap gencatan senjata yang sudah disepakati dan menegaskan bahwa serangan tersebut "tidak dapat diterima." Macron juga menyatakan dukungannya kepada Lebanon untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanannya, dan memastikan bahwa tentara Lebanon telah dikerahkan di sebagian besar wilayah selatan negara itu untuk menjaga stabilitas.

Sementara itu, jurnalis Al Jazeera yang berbasis di Beirut, Ali Rizk, menyarankan bahwa serangan Israel ini bisa menjadi tanda dimulainya babak baru dalam konflik dengan Lebanon. “Apakah ini akan menjadi fase baru di mana ibu kota Lebanon akan menjadi target serangan berulang dari Israel?” tanya Rizk, mengingat bahwa sebelumnya, serangan semacam itu belum pernah terjadi sejak gencatan senjata diberlakukan.

Serangan yang Menandai Eskalasi Baru?

Serangan mendalam Israel ke Beirut menandai perubahan signifikan dalam dinamika konflik yang sudah berlangsung lama antara Israel dan Hizbullah. Sebelumnya, serangan Israel terhadap Lebanon lebih terbatas pada wilayah selatan yang dekat dengan perbatasan. Namun, serangan pada hari Jumat menargetkan area yang lebih jauh ke dalam ibu kota, menambah ketegangan yang sudah ada.

Reporter Al Jazeera, Ali Hashem, yang berada di lokasi serangan, melaporkan kehancuran parah di Hadath, sebuah kawasan padat penduduk di pinggiran selatan Beirut. "Ini adalah blok perumahan yang ditinggali banyak keluarga. Banyak dari mereka menyaksikan bangunan mereka hancur saat pesawat tempur Israel menyerangnya," ujar Hashem, yang menambahkan bahwa serangan juga merusak banyak toko dan apartemen di sekitar lokasi.

Serangan Israel yang tidak terduga ini datang saat banyak pihak berharap gencatan senjata akan terus memelihara stabilitas setelah beberapa bulan relatif tenang. Kini, dengan serangan ini, masa depan gencatan senjata yang rapuh dan keamanan di Lebanon berada di ambang ketidakpastian.

Tanda Bahaya untuk Perdamaian Regional

Serangan ini membuka pertanyaan besar tentang kestabilan regional dan bagaimana respons internasional akan mempengaruhi perkembangan lebih lanjut. Jika serangan Israel ini terus berlanjut atau semakin intensif, tidak menutup kemungkinan bahwa wilayah Lebanon dan kawasan Timur Tengah secara keseluruhan akan memasuki babak baru dari konflik yang lebih luas.[iis]


Tinggalkan Komentar