Setahun, Pasukan Khusus AS Diam-diam Latih Militer Taiwan - Telusur

Setahun, Pasukan Khusus AS Diam-diam Latih Militer Taiwan

Ilustrasi Militer Taiwan. Foto: uk.finance.yahoo.com

telusur.co.id - Sebuah laporan dari Wall Street Journal menyebutkan bahwa Amerika Serikat (AS) diam-diam mempertahankan kontingen kecil pelatih militer di Taiwan selama satu tahun. Setidaknya, sekitar 24 anggota pasukan khusus AS dan sejumlah Marinir kini tengah melatih pasukan Taiwan.

Para pelatih pertama kali dikirim ke Taiwan oleh pemerintahan Trump, tetapi kehadiran mereka belum dilaporkan sampai sekarang.

Laporan itu muncul ketika Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen mengatakan, pada hari ini, bahwa negaranya akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kebebasan dan cara hidup demokratinya. 

"Taiwan tidak mencari konfrontasi militer," katanya dalam forum keamanan di Taipei. 

"Kami berharap untuk hidup berdampingan secara damai, stabil, dapat diprediksi dan saling menguntungkan dengan tetangganya. Namun, Taiwan juga akan melakukan apa pun untuk mempertahankan kebebasan dan cara hidup demokratisnya." 

Pasukan AS tidak ditempatkan secara permanen di pulau itu sejak 1979, ketika Washington menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China.

Seorang juru bicara Pentagon, John Supple, tidak mengomentari langsung laporan tersebut, tetapi mencatat bahwa dukungan pihaknya dan hubungan pertahanan dengan Taiwan tetap selaras melawan ancaman saat ini.

"Ini adalah langkah penting, tetapi dimaksudkan terutama untuk tidak menjadi provokatif tetapi sebenarnya meningkatkan kemampuan pertahanan pasukan Taiwan,” kata Jacob Stokes, rekan program keamanan Indo-Pasifik dari Pusat Keamanan Amerika Baru.

Kementerian Luar Negeri China juga mengeluarkan pernyataan yang mendesak AS untuk menghentikan bantuan militer ke Taiwan.

Outlet media pemerintah Hawkish, Global Times mengatakan, pada hari Jumat bahwa dewan negara China sangat menentang segala bentuk kolusi militer antara Taiwan dan AS.

Laporan kehadiran militer AS di Taiwan muncul setelah serangkaian sinyal eskalasi di Indo-Pasifik. China menerbangkan hampir 150 pesawat militer, termasuk pembom dan jet tempur, ke zona pertahanan udara Taiwan, selama empat hari pertama bulan Oktober.

Berbicara kepada BBC sehari setelah bertemu diplomat top China Yang Jiechi, penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan mengatakan, bahwa AS sangat prihatin dengan meningkatnya ketegangan di kawasan itu.[Tp] 

Laporan: Muhammad Syahrul Ramadhan

 


Tinggalkan Komentar