Stok Berkurang, Indonesia Berpotensi Impor Beras Lagi - Telusur

Stok Berkurang, Indonesia Berpotensi Impor Beras Lagi

Ilustrasi pekerja menurukan beras dari kargo

telusur.co.id - Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi kenaikan harga beras pada akhir tahun 2020. Kendati, harga beras kualitas medium sejak Oktober terpantau stabil tinggi di kisaran Rp12.500 per kilogram.

"Harga ini berpotensi untuk mengalami kenaikan jelang Natal dan Tahun Baru 2021," kata Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania di Jakarta, Kamis (3/12/20).

Galuh menjelaskan, jumlah stok sebanyak 1,1 juta ton saat ini tidak hanya menandakan lebih rendahnya stok dibanding  2019 yang berjumlah 2,24 juta ton, namun juga lebih rendah dibandingkan stok beras 2018 sebanyak 2,19 juta ton.

Akan tetapi, jumlah stok beras saat ini masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan stok 2017 yang tercatat sebanyak 900.000 ton.

"Melihat perbandingan yang kurang lebih sama dengan keadaan di tahun 2017, Indonesia harus dapat mengantisipasi ketersediaan beras, tidak hanya untuk menghadapi libur akhir tahun akan tetapi juga menghadapi kebutuhan tahun 2021," ujarnya.

Galuh mengingatkan jumlah stok akhir di tahun 2017 memaksa pemerintah untuk melakukan impor beras hingga sebanyak 2,25 juta ton sepanjang 2018. Kondisi ini berpeluang berulangnya di tahun 2021.

"Seharusnya sudah diantisipasi sesegera mungkin. Perhitungan akan impor harus dikalkulasikan sedini dan seefektif mungkin untuk menghindari kerugian akibat tingginya harga beras dan panjangnya birokrasi impor," katanya.

Badan Pusat Statistik (BPS), sebelumnya, mencatat selama November 2020, rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani turun 1,93 persen dan rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan turun sebesar 1,00 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Selama November 2020, rata-rata harga GKP di tingkat petani Rp4.722 per kg atau turun 1,93 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.815 per kg atau turun 2,29 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.

Rata-rata harga GKG di tingkat petani Rp5.312 per kg atau turun 1,74 persen dan di tingkat penggilingan Rp5.440 per kg atau turun 1,56 persen. Harga gabah luar kualitas di tingkat petani Rp4.454 per kg atau turun 3,22 persen dan di tingkat penggilingan Rp4.565 per kg atau turun 3,09 persen.

Dibandingkan November 2019, rata-rata harga gabah pada November 2020 di tingkat petani untuk kualitas GKP turun 7,38 persen, GKG turun 5,47 persen dan gabah luar kualitas turun 4,33 persen.[Fhr]


Tinggalkan Komentar