Tak hanya Kejar Viral, Konten Harus Dibuat Positif dan Bermanfaat - Telusur

Tak hanya Kejar Viral, Konten Harus Dibuat Positif dan Bermanfaat


telusur.co.id - Pesatnya kemajuan teknologi, mendorong masyarakat untuk berinteraksi dan melakukan berbagai kegiatan aktivitas di ruang digital. Di antaranya kreasi konten yang positif hingga viral, sekaligus bermanfaat.

Koordinator Media dan Publikasi Seknas Jaringan GUSDURian Heru Prasetia menjelaskan, berdasarkan data We are Social Hootsuite (2022) per Februari di Indonesia terdapat 204,7 juta pengguna internet atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya.

"Angka ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Karena itu, penggunaan internet perlu dibantu dengan kapasitas literasi digital yang mumpuni," kata Heru dalam diskusi  #MakinCakapDigital Kemenkominfo berkolaborasi dengan Siberkreasi bertajuk "Konten Positif yang Siap Viral" pada Senin (19/9/2022).

Heru juga memaparkan tentang medsos favorit yang digunakan warganet di Indonesia. 106 juta penggna aktif medsos (40% dari total populasi) 77% pengguna internet mengakses medsos setiap hari. 

"Rata-rata berselancara di medsos 3 jam 16 menit. Medsos paling sering dikunjungi: 62 % smartphone, 16% komputer, 6% tablet," tutur Heru.

Dari data di atas, Heru mengingatkan agar setiap pengguna internet bisa mengoptimalkan perangkat digitalnya dengan baik, proteksi dari serangan siber. 

Manajer Ceritasantri.id/Komunitas Digital Pondok Pesantren Budaya Kaliopak Yogyakarta 'Aina Masrurin menambahkan, konten positif yang cepat viral itu biasanya mengandung inspiratif, edukatif, dan menghibur.

Dan, hal-hal yang membuat orang klik tombol like atau suka, karena adanyan perasaan kagum, membuat tertawa/hiburan, kesenangan, kegembiraan. Bisa juga kemarahan, empat, kejutan, kesedihan, dan lainnya.

"Sistem konten viral tak hanya membuat konten menarik, sebisa mungkin harus mendidik, koneksi, menjaga kredibilitas/kepercayaan," kata 'Aina.

Sementara itu, Associate Professor – Administrasi Publik UNSOED Dwiyanto Indiahono mengingatkan, akan budaya bermedia digital yang merupakan kemampuan individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari−hari.

"Harus pelaku digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK. Pengetahuan dasar yang mendorong perilaku mencintai produk dalam negeri dan kegiatan produktif lainnya," kata Dwiyanto.

Informasi lebih lanjut dan acara literasi digital GNLD Siberkreasi dan #MakinCakapDigital lainnya, dapat mengunjungi info.literasidigital.id dan mengikuti @siberkreasi di sosial media.[Fhr]


Tinggalkan Komentar