Transformasi Pendidikan: Menggali Capaian dan Tantangan yang Dihadapi - Telusur

Transformasi Pendidikan: Menggali Capaian dan Tantangan yang Dihadapi


Telusur.co.id -Oleh : Ikrima Maulida, Akademisi Universitas Samudra.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim, telah membawa angin segar dalam pembangunan pendidikan di Indonesia sejak dilantik pada 23 Oktober 2019. Dalam waktu yang relatif singkat, berbagai program inovatif dan kebijakan strategis telah diluncurkan untuk memperbaiki sistem pendidikan, dengan tujuan utama menciptakan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan masa depan yang semakin berkembang pesat. 

Kebijakan Merdeka Belajar

Salah satu kebijakan paling revolusioner yang diperkenalkan oleh Nadiem Makarim adalah konsep "Merdeka Belajar." Program ini bertujuan untuk memberikan kebebasan bagi sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dan metode pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dan konteks lokal. Melalui Merdeka Belajar, siswa didorong untuk aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan menggali potensi mereka. Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menetapkan empat program pokok kebijakan pendidikan “Merdeka Belajar” yang meliputi Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Peraturan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Zonasi (https://www.kemdikbud.go.id/)

Kebijakan Merdeka Belajar merupakan langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila. Hal ini memungkinkan sekolah untuk mengembangkan program pembelajaran yang lebih relevan dan menarik bagi siswa. Sejak diterapkannya kurikulum ini, banyak sekolah melaporkan peningkatan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar, yang terlihat dari aktivitas yang lebih interaktif dan kreatif.

Program Sekolah Penggerak

Nadiem Makarim juga meluncurkan program Sekolah Penggerak, yang bertujuan untuk memberdayakan sekolah-sekolah di Indonesia agar dapat bertransformasi menjadi lembaga pendidikan yang lebih baik. Sekolah penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistic dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru). Kepala sekolah dan guru dari sekolah penggerak melakukan pengimbasan kepada satuan pendidikan lain (Kemdikbud, 2021). Melalui program ini, sekolah-sekolah terpilih diberikan dukungan berupa pelatihan bagi kepala sekolah dan guru, serta akses kepada sumber daya pendidikan yang lebih baik.

Setelah sekolah berhasil melakukan transformasi, Sekolah Penggerak akan menjadi agen perubahan bagi sekolah lain di sekitarnya. Sekolah Penggerak akan menjadi inisiator dalam menjembatani sekolah-sekolah sekitar untuk berbagi solusi dan inovasi guna meningkatkan mutu pembelajaran. Dengan pendekatan gotong royong/kolaborasi akan memungkinkan kepala sekolah dan guru untuk berbagi pengetahuan dan keahlian, serta mendorong terciptanya peluang-peluang peningkatan mutu, tidak hanya untuk sekolahnya sendiri, tetapi juga sekolah di sekitarnya (Patilima Sarlin, 2021). 

Capaian dari program ini cukup signifikan, dengan banyak sekolah yang berhasil meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran. Melalui pendekatan berbasis data, Sekolah Penggerak membantu sekolah untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik mereka dan merumuskan langkah-langkah perbaikan yang tepat.

Peningkatan Kualitas Guru

Salah satu fokus utama Nadiem Makarim adalah peningkatan kualitas guru. Melalui berbagai program pelatihan dan sertifikasi, pemerintah berupaya meningkatkan kompetensi guru agar dapat mengajar dengan lebih efektif. Salah satu inisiatif yang patut dicatat adalah Program Guru Penggerak, yang memberikan kesempatan bagi guru-guru terbaik untuk menjadi agen perubahan di sekolah mereka. 

Dilansir dari laman Kemdikbud, Menteri Nadiem Makarim memberikan pesan bahwa arah program Guru Penggerak berfokus pada pedagogi, serta berpusat pada murid dan pengembangan holistik, pelatihan yang menekankan pada kepemimpinan instruksional melalui on-the-job coaching, pendekatan formatif dan berbasis pengembangan, serta kolaboratif dengan pendekatan sekolah menyeluruh. Pelatihan kepemimpinan sekolah baru diawali dengan rekrutmen calon Guru Penggerak. Selanjutnya dilakukan pelatihan Guru Penggerak dengan mengikuti lokakarya pada fase pertama dan pendampingan pada fase kedua.

Guru-guru yang terlibat dalam program ini mendapatkan pelatihan intensif tentang pedagogi modern dan manajemen kelas. Hal ini tidak hanya meningkatkan keterampilan mengajar mereka, tetapi juga memotivasi mereka untuk lebih berkontribusi terhadap pengembangan sekolah dan siswa. Melalui program guru penggerak, pemerintah mengharapkan setiap individu guru yang telah lulus dalam mengikuti seluruh kegiatan pelatihan dengan tuntas nantinya akan memiliki peranan penting, selain sebagai pengajar di sekolah, individu guru penggerak juga akan menjadi pelatih serta penggerak bagi rekan guru yang lain pada unit kerja masing-masing (Manao Maria Marta, dkk, 2022).

Program Kampus Merdeka

Kampus Merdeka adalah inisiatif yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas bagi perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan. Konsep ini bertujuan untuk mendorong inovasi dalam pembelajaran dan menjawab tantangan dunia kerja yang semakin dinamis. Dengan pendekatan yang lebih terbuka dan berbasis pada kebutuhan siswa serta industri, Kampus Merdeka berusaha membentuk generasi yang lebih siap menghadapi masa depan. 

Ada 5 kebijakan terkait paket Kampus Merdeka ini, yaitu a) sistem akreditasi perguruan tinggi; b) belajar di perguruan tinggi (hak belajar di luar program studi); c) kemudahan dalam membuka program studi baru; d) penerimaan mahasiswa baru; serta e) perubahan status menjadi perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum. Ketentuan ini tidak berlaku untuk bidang Pendididikan dan Kesehatan (Sopiansyah Deni, dkk, 2022). 

Dengan adanya kampus merdeka bertujuan untuk meningkatkan komptensilulusan, baik soft skills maupun hard skills menyiapkan mahasiswa lebih siap dan relevan dengan kebutuhan perkembangan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Sehingga dengan adanya kampus merdeka dapat memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk memilih aspek pengembangannya sesuai dengan kerja sama mitra yang telah dirancang oleh program asal mahasiswa (Elizabeth Simaptupang & Indrawati Yuhertiana, 2021).

Capaian kinerja Nadiem Makarim dalam bidang pembangunan pendidikan menunjukkan bahwa perubahan positif itu mungkin dilakukan melalui kebijakan yang inovatif dan kolaboratif. Meskipun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, langkah-langkah yang telah diambil dapat memberi harapan untuk masa depan pendidikan Indonesia. Dengan terus berkomitmen pada peningkatan kualitas pendidikan, diharapkan Indonesia dapat menciptakan generasi yang siap bersaing di kancah global.


Tinggalkan Komentar