telusur.co.id - Pemko Banjarbaru menggelar rapat koordinasi (Rakor) guna menghadapi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Rakor ini dihadiri Walikota Banjarbaru, Nadjmi Adhani dan Wakil Walikota Darmawan Jaya Setiawan beserta anggota Forkopimda lainnya.
Pada rapat ini Nadjmi Adhani menyampaikan status Kota Banjarbaru darurat kabut asap akibat karhutla. Menurutnya, kabut asap membahayakan kesehatan dan menggangu aktivitas masyarakat di luar rumah.
"Dana tak terduga kita masih ada 280 juta, dan akan kita pergunakan untuk melakukan pencegahan kebakaran hutan dan lahan," jelasnya (13/9/2019).
Mantan Camat Landasan Ulin ini meyakini, bahwa kabut asap yang terjadi di Kota Banjarbaru, bukanlah disebabkan kebakaran lahan yang disengaja warganya. Apalagi luas area lahan yang terbakar di wilayahnya masih terbilang kecil dibanding daerah lain.
Pada kesempatan ini Nadjmi juga memerintahkan kepada Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru
untuk membagikan masker gratis kepada warga Kota Banjarbaru.
"Ini sangat penting agar Warga Kota Banjarbaru tidak mudah
terserang penyakit ISPA dampak dari terhirup kabut asap. Mari sama-sama kita lindungi warga kita dari bahaya kabut asap ini," tegasnya.
Sementara itu, Wakil Walikota Banjarbaru, Darmawan Jaya Setiawan juga menginstruksikan kepada Dinas Pendidikan Kota Banjarbaru untuk menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada sekolah-sekolah di kota Banjarbaru. Dalam surat edaran tersebut disampaikan perubahan jam belajar pada saat darurat asap ini.
"Surat edaran mengubah jam belajar pada waktu pagi hari, yang awalnya masuk sekolah pada pukul 07.30 Wita menjadi pukul 08.30 Wita atau pukul 09.00 Wita. Ini untuk melindungi anak-anak kita dari bahaya kabup asap," pungkasnya. [asp]
Laporan : Achmad Juhriansyah