telusur.co.id - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Wibi Andrino menyoroti persoalan kemacetan di Jakarta sebagai masalah serius yang memerlukan perhatian khusus. Ia menyebutkan bahwa kemacetan bukan hanya menyita waktu masyarakat, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi triliunan rupiah setiap tahunnya. Dampak ini terlihat dari produktivitas yang menurun, konsumsi bahan bakar yang meningkat, hingga polusi udara yang kian parah.
“Masalah ini tidak bisa diselesaikan dengan solusi parsial. Diperlukan pendekatan holistik yang mencakup berbagai aspek, mulai dari transportasi publik hingga tata ruang yang lebih baik,” ujar Wibi Andrino.
Menurut Wibi, solusi utama untuk mengatasi kemacetan adalah meningkatkan kualitas dan aksesibilitas transportasi publik. Ia juga mendorong pemerintah untuk mempercepat pengintegrasian moda transportasi yang ada, sehingga memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna.
"Sistem seperti MRT, LRT, dan TransJakarta harus terus dikembangkan agar menjadi pilihan utama masyarakat," ujarnya.
Selain itu, Wibi menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi dalam manajemen lalu lintas. Dengan dukungan teknologi, pengelolaan lalu lintas dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
“Sistem berbasis Artificial Intelligence (AI) dapat membantu mengoptimalkan pengaturan arus lalu lintas dan meminimalkan kemacetan di titik-titik rawan,” tambahnya.
Legislator NasDem ini juga mendukung penerapan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi, seperti Electronic Road Pricing (ERP) dan perluasan sistem ganjil-genap. Namun menurut Wibi, kebijakan ini harus dibarengi dengan kesiapan infrastruktur dan regulasi yang matang, sehingga tidak menimbulkan resistensi dari masyarakat.
"Selain transportasi publik, infrastruktur jalan seperti flyover dan underpass perlu dipertimbangkan untuk mengatasi kemacetan di simpul-simpul Utama," jelasnya.
Wibi juga mengingatkan pentingnya pengelolaan tata ruang yang tepat untuk mengurangi beban Jakarta. Pemerintah perlu memastikan pengembangan kawasan tidak hanya terpusat di Jakarta, tetapi juga menyebar ke wilayah sekitar seperti Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi) untuk mengurangi beban Jakarta.
"Di sisi lain, masyarakat perlu didorong untuk mulai mengubah kebiasaan dengan memanfaatkan moda transportasi yang lebih efisien seperti berbagi kendaraan (carpooling) atau menggunakan sepeda," paparnya.
Ketua DPW Partai NasDem Jakarta ini mengatakan, kemacetan Jakarta adalah persoalan kompleks yang tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja.Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan. Jika tidak segera ditangani, kerugian ekonomi akibat kemacetan akan terus meningkat, dengan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan.
"Langkah nyata dan konsistensi dalam penerapan solusi jangka pendek dan jangka panjang menjadi keharusan untuk mengatasi permasalahan ini demi masa depan Jakarta yang lebih baik," pungkasnya. [ham]