telusur.co.id - Media dan analis Israel menganalisa pidato terbaru pemimpin Hizbullah Lebanon, Sayyid Hassan Nasrullah dan mengakui ini ditujukan bagi Tel Aviv, dan Hizbullah mengetahui kelemahan Israel.

Dikutip stasiun televisi Al Mayadeen, Selasa (26/7/22), media-media Israel menganalisa statemen Sayid Hassan Nasrullah yang mengatakan tidak ada satu pun fasilitas Israel, di darat maupun di laut yang bisa lolos dari rudal-rudal presisi Hizbullah.
 
"Nasrullah bukan hanya mengancam akan menyerang Karish, ia bahkan mengancam untuk menyerang seluruh anjungan gas lepas pantai Israel, di Laut Mediterania, ini menunjukan peningkatan beberapa derajat ancaman sekaligus," ujar Analis Israel untuk masalah Arab, Schneider Amidror kepada Kanal 12 televisi Israel.
 
"Nasrullah menyampaikan statemen ini dengan latar belakang perundingan antara Israel dan Lebanon yang sudah dimulai sejak beberapa minggu lalu dengan mediasi Amerika Serikat, dan tengah berlangsung dengan cepat," tambahnya.
 
Di sisi lain, Ohad Hamu, pengamat masalah Palestina kepada Kanal 12 TV Israel menyebut meningginya suara pemimpin Hizbullah itu adalah yang paling jelas sejak tahun 2006.
 
"Kita berbicara tentang era paling sensitif antara Israel dan Hizbullah, jelas hal ini tidak boleh dianggap remeh," ucapnya.
 
"Era ini sangat penting, era ketika kita berbicara tentang sebuah pemerintahan transisi di Israel, sementara Hizbullah menganggapnya sebagai titik kelemahan Israel. Di sisi lain ada krisis energi global, dan ini merupakan satu peluang untuk memaksimalkan capaian Hizbullah dan pemimpinnya," imbuhnya.  [Tp]