telusur.co.id - Presiden Suriah, Bashar al-Assad pada hari Senin (2/12/19) kemarin mengirim surat kepada Shidqi al-Maqt, seorang tahanan asal Golan yang dipenjara Israel selama bertahun-tahun.

Dikutip dari SANA, Selasa (3/12/19), Assad dalam suratnya menyebut al-Maqt sebagai “tahanan pejuang dan pemberani.” Assad mengapresiasi sikap al-Maqt yang menolak pembebasan bersyarat dari Rezim Zionis.

“Keputusan Anda untuk tetap ditahan di penjara Israel dan memilih dipenjara daripada harus keluar dari Golan, menunjukkan mental pejuang dan martabat Anda,” tulis Assad.

“Perjuangan dan perlawanan anda sejajar dengan pengorbanan para pahlawan tentara Suriah di medan perang melawan musuh dan terorisme,” lanjutnya.

Pekan lalu al-Maqt menolak proposal pembebasan bersyarat dirinya yang diusulkan Rusia kepada Tel Aviv. Pembebasan bersyarat itu meliputi pengasingan al-Maqt selama 20 tahun dari Golan dan keharusan dia untuk pergi ke Damaskus. Setelah 5 tahun, dia berhak mengajukan permohonan kepada Israel untuk kembali ke Golan.

Al-Maqt menegaskan, dia menolak pembebasan bersyarat itu. Dia menyatakan komitmennnya terhadap prinsip warga Golan dan tekad mereka untuk mempertahankan wilayah itu sebagai bagian dari Suriah.

Al-Maqt dibebaskan tahun 2012 setelah menjalani hukuman penjara selama 27 tahun di penjara Rezim Zionis. Namun pada tahun 2015, dia kembali dijatuhi hukuman penjara selama 14 tahun, lantaran dia merekam video yang menunjukkan kerjasama Israel dengan Jabhat al-Nusra. [Fhr]