telusur.co.id - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melangsungkan pencatatan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia.

Hingga kini, sebanyak 14 perusahaan BUMN dan 23 anak perusahaan BUMN telah tercatat di BEI, sehingga total terdapat 37 perusahaan BUMN dan anak usahanya.

Dari 20 perusahaan dengan market cap terbesar dalam indeks LQ45, Direktur Utama BEI Iman Rachman menyampaikan bahwa sebanyak lima perusahaan BUMN dan satu anak perusahaan BUMN masuk ke dalam jajaran tersebut.

"Menarik, bahwa dari 20 perusahaan dengan market cap terbesar, secara nilai transaksi per hari itu kontribusinya 60 persen, yang mana sekitar 5 itu perusahaan BUMN dan satu anak perusahaan BUMN," ujar Iman di Jakarta, Kamis (17/10/24).

Dari kontribusi 60 persen transaksi harian tersebut, Iman melanjutkan bahwa sekitar 15 persen dikontribusikan oleh lima perusahaan BUMN dan satu anak perusahaan BUMN tersebut.

Dengan demikian, Iman berharap akan semakin banyak perusahaan BUMN dan anak perusahaan BUMN akan melangsungkan IPO di pasar modal Indonesia pada tahun- tahun mendatang.

Di sisi lain, Ia tidak memungkiri bahwa saat ini tidak semua perusahaan BUMN dan anak perusahaan BUMN yang tercatat di BEI memiliki kinerja yang positif, di antaranya terdapat yang menjalani proses restrukturisasi.

"Tetapi, bursa melihat selama ini komitmen daripada pemegang saham memberikan andil yang besar bagi restructuring company-nya," ujar Iman.

Namun demikian, pihaknya optimistis setiap perusahaan BUMN dan anak perusahaan BUMN memiliki komitmen untuk memperbaiki kinerja mereka ke depannya.

"Kita lihat Garuda (misalnya) disuspend ketika kejadian gitu ya, sekarang udah dibuka. Mereka mulai trading walaupun masih harga di bawah IPO. Tapi komitmen dari pemegang saham itu kelihatan, terutama pemerintah," ujar Iman.[Fhr]