Bicara Kesetaraan Gender di P20, Puan Tekankan Pentingnya Akses Pendidikan Bagi Perempuan - Telusur

Bicara Kesetaraan Gender di P20, Puan Tekankan Pentingnya Akses Pendidikan Bagi Perempuan

Ketua DPR RI Puan Maharani kembali memimpin Sidang the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20). (Ist).

telusur.co.id - Ketua DPR RI Puan Maharani kembali memimpin sidang the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20). Ia pun menekankan pentingnya pendidikan bagi perempuan demi menunjang kesetaraan gender.

Puan memimpin diskusi P20 tentang ‘Inklusi Sosial, Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan' di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (7/10/22). Diskusi ini merupakan sesi ke-4 sidang IPU setelah di hari pertama kemarin, Puan juga memimpin 3 sesi sidang lainnya.

Kesetaraan gender (gender equality) dan pemberdayaan perempuan (women empowerment), serta partisipasi pemuda sebagai bentuk dari inklusi sosial menjadi salah satu isu utama yang dibahas dalam P20.

“Upaya ini harus tercermin dalam setiap proses pengambilan keputusan dalam struktur sosial, politik dan ekonomi masyarakat,” kata Puan.

Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu menyebut, tantangan global dan konflik geopolitik telah memukul mundur berbagai kemajuan dalam bidang kesetaraan gender. Menurut Puan, banyak perempuan terhalang dari partisipasi politik, akses ekonomi dan pendidikan, hingga jaminan keamanan dan kesehatan.
 
“Karenanya, peran penting perempuan sebagai ‘agen perubahan’ di bidang ekonomi, sosial dan budaya perlu terus diupayakan,” tegasnya.
 
“Saya berpendapat bahwa pendidikan merupakan pintu pertama peningkatan literasi, keterampilan dan keahlian, partisipasi politik, serta kesadaran terhadap kesehatan kaum perempuan,” imbuh Puan.

Mantan menko PMK ini menilai, pendidikan juga berperan penting dalam membangun kesadaran kesetaraan gender. Selain itu, kata Puan, pendidikan sangat berperan terhadap penghapusan diskriminasi terhadap perempuan.

“Di samping itu, salah satu hal paling utama adalah kepemimpinan dan peran perempuan dalam pengambilan keputusan yang perlu terus didorong,” ungkapnya.

Puan lantas menyoroti Indeks Kesetaraan Gender PBB yang menunjukkan bahwa pada tahun 2021, 95% perempuan telah menempuh pendidikan sekunder dan 57.7% perempuan terserap ke pasar tenaga kerja. Namun hanya 39.7% perempuan yang menduduki kursi dalam parlemen.
 
“Partisipasi politik perempuan tentu sangat penting dalam pelindungan perempuan dari diskriminasi dan kekerasan, termasuk penyelundupan dan perdagangan orang,” terang Puan.
 
“Selain sektor prioritas tersebut, perempuan juga merupakan bagian integral dari pemberdayaan komunitas yang efektif dan berkelanjutan,” tambahnya.

Di sesi ke-4 sidang P20, pimpinan parlemen Afrika Selatan Nosiviwe Noluthando Mapisa, pimpinan parlemen Australia Susan Lines, dan pimpinan Uni Emirat Arab Saqr Saeed Ghobash didapuk sebagai pembacara. Perwakilan organisasi internasional juga mendapat kesempatan memberi pandangan, yakni Director of the ILO Country Office for Indonesia and Timor Leste Michiko Miyamoto dan Representative and Liaison to ASEAN UN Women Indonesia Jamshed M. Kazi.

Selain soal isu kesetaraan gender dan pemberdayaan gender, pengendalian perubahan iklim turut menjadi isu utama yang dibahas P20. Sebagai langkah nyata, DPR sebagai tuan rumah mengajak seluruh delegasi P20 dan tamu undangan mengikuti kegiatan penanaman pohon bersama.

“Diperlukan penekanan pada realisasi komitmen yang telah dibuat dalam bentuk aksi nyata dalam pengendalian perubahan iklim,” sebut Puan.

Puan bersama delegasi P20 melakukan penanaman pohon di Kompleks Parlemen, Senayan, pagi ini. Adapun Puan menanam bibit pohon matoa, buah khas dari Papua. Presiden International Parliamentary Union (IPU) Duarte Pacheco dan tamu undangan P20 di luar pimpinan parlemen negara-negara G20 juga mengikuti aksi penanaman pohon.
 
“Penanaman pohon bersama yang kami lakukan menunjukkan komitmen kami untuk bekerja sama membangun dunia yang lebih baik, one world for all,” kata cucu Proklamator RI Bung Karno itu.

P20 juga membahas isu-isu mengenai kerangka pemulihan global, pencapaian pembangunan berkelanjutan, dan mengatasi berbagai tantangan global. Termasuk penggunaan teknologi dan inovasi serta peningkatan  peran SMEs yang lebih signifikan dalam global value chain untuk pemulihan ekonomi.

Kemudian mengenai transisi energi, serta pendanaan dan kerja sama guna pencapaian pembangunan berkelanjutan dan juga pengendalian perubahan iklim, khususnya dukungan bagi negara berkembang.
 
“Kami berdiskusi selama dua hari dengan hangat dan konstruktif, mewakili suara rakyat global, serta menegaskan komitmen kami untuk dunia yang lebih baik,” urai Puan.
 
“Indonesia mendorong agar pertemuan P20 ini dukung outcome yang dapat diimplementasikan (implementable) guna mendukung  kesepakatan G20,” pungkasnya. [Tp]


Tinggalkan Komentar