Cetak Santri Berkarakter, Ponpes Sunanul Muhtadin Lakukan MoU dengan Unesa - Telusur

Cetak Santri Berkarakter, Ponpes Sunanul Muhtadin Lakukan MoU dengan Unesa


telusur.co.id - Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Sunanul Muhtadin SMP Al Maajid, Sidayu, Gresik melakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Kampus Unesa, Lidah Wetan, Surabaya pada Rabu (7/5/2021). 


Rektor Unesa, Nurhasan mengatakan bahwa MoU tersebut untuk mendorong kemajuan dan peningkatan sumber daya manusia (SDM), sarana prasarana, termasuk proses pembelajaran dan kurikulum di Ponpes Modern Sunanul Muhtadin.

Saat ini, kurikulum yang sudah dijalankan memang baik. Namun, dengan adanya keswpakatan peningkatan akan menjadikan penbelajaran lebih baik lagi.
 
”Dengan begitu pesantren ini menjadi pesantren modern yang nantinya akan melayani dengan baik masyarakat di wilayahnya maupun Indonesia. Bahkan kita berfikir Unesa akan membantu siswanya dari luar negeri, kita siapkan betul,” katanya di sela penandatanganan MoU.
 
Tak hanya kemajuan dalam bidang kurikulum, Nurhasan juga menuturkan, selama ini Unesa telah melakukan kerjasama serupa dengan sejumlah sekolah berkualitas di berbagai daerah.

Sementara itu, Penasehat Ponpes Modern Sunanul Muhtadin SMP Al Maajid yang juga Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid mengaku bersyukur bisa menjalin kerja sama dengan Unesa sebagai kampus yang menjadi salah satu barometer pusat pendidikan di Indonesia, khususnya Jawa Timur.

Saat ini, menurut dia, lembaga pendidikan membutuhkan kemajuan yang dikombinasikan secara utuh antara dasar-dasar agama dengan kemampuan modern.

"Saya yakin nanti pesantren ini akan memiliki energi yang kuat untuk melahirkan para lulusan yang memiliki karakter Indonesia yang utuh, kekuatan agama yang utuh, kekuatan cinta Tanah Air yang utuh,” katanya.
 
Gus Jazil- sapaan akrab Jazilul Fawaid juga menambahkan pola pendidikan di Ponpes Sunanul Muhtadin akan difokuskan pada pendalaman Alquran, bahasa internasional khususnya Arab dan Inggris, serta mampu menerapkan hidup dengan lingkungan sosial.
 
”Jadi pesantren yang lulusannya memiliki kepekaan sosial, kemampuan bergaul dengan dunia sosial yang baik dan nanti akan memberikan checklist sehingga nantinya siswa memiliki komitmen pada penguasaan dasar-dasar kitab kuning seperti yang diajarkan di pesantren,” tutur dia.[rilis/iis]


Tinggalkan Komentar