telusur.co.id - Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani menegaskan, bahwa tidak ada satu pun literatur berbagai studi kepemimpinan yang menyebut bahwa keriput dan rambut putih adalah ciri pemimpin yang tahu penderitaan rakyat serta pro rakyat. Jokowi sebelumnya, dalam acara relawan Nusantara Bersatu, menyinggung soal pemimpin berambut putih dan keriput yang sebaiknya dipilih oleh masyarakat pada Pilpres 2024 mendatang. 

"Keriput dan rambut putih lebih tepat sebagai tanda-tanda penuaan,” sindir Kamhar, Senin (28/11/22).

Kamhar menduga, Presiden Jokowi tidak memahami dengan cermat isi pidatonya dalam acara Nusantara Bersatu yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) tersebut.

“Jangan-jangan Pak Jokowi tidak memahami dengan cermat isi pidatonya, hanya membaca dan membeo pada apa yang disajikan orang disekelilingnya sebagaimana dulu pernah terjadi di awal pemerintahannya menandatangani Perpres yang tak dicermatinya lalu kemudian menyalahkan bawahannya,” paparnya.

Menurut Kamhar, akan tidak etis jika pernyataan tersebut dilakukan secara sadar sebagai bentuk endorsment terhadap calon presiden yang dipersiapkan dan dikehendakinya pada Pilpres 2024.

“Meskipun misalnya kode-kode Pak Jokowi ini hanya untuk kepentingan internal partainya yang tengah diperhadapkan pada dua pilihan kader terbaiknya untuk mempengaruhi pengambil keputusan terhadap siapa yang nantinya akan diajukan sebagai Capres, tetap saja ini terlalu berlebihan effort dan sumberdaya yang digunakannya,” tandasnya.[Fhr