Difasilitasi Rusia, Dua Faksi Pemerintah Libya Gagal Sepakati Gencatan Senjata - Telusur

Difasilitasi Rusia, Dua Faksi Pemerintah Libya Gagal Sepakati Gencatan Senjata


telusur.co.id - Para pemimpin Libya yang bertikai membuat beberapa kemajuan dalam perundingan damai tidak langsung di Moskow, tetapi gagal menyepakati gencatan senjata terbuka untuk mengakhiri perang sembilan bulan atas ibu kota Tripoli.

Dalam pembicaraan yang berlangsung sekitar delapan jam, para mediator Rusia dan Turki mendesak dua faksi Libya untuk menandatangani gencatan senjata yang mengikat dan membuka jalan bagi penyelesaian yang akan menstabilkan negara Afrika Utara yang terperosok dalam kekacauan sejak penggulingan Muammar Gaddafi pada 2011.

Dua faksi Libya yakni kubu Fayez al-Serraj, yang mengepalai pemerintah Libya yang berbasis di Tripoli yang diakui secara internasional yang telah berjuang untuk menangkis serangan oleh faksi Khalifa Haftar, Tentara Nasional Libya (LNA) yang berbasis di timur.

"Hari ini kita dapat melaporkan bahwa beberapa kemajuan telah dicapai," kata Lavrov kepada wartawan di rumah mewah Moskow abad ke-19 yang elegan di mana pembicaraan diadakan.

Namun disayangkan, komandan LNA Khalifa Haftar telah meminta hingga Selasa pagi untuk mengambil keputusan tentang gencatan senjata.

Bahkan, LNA mungkin akan melanjutkan ofensifnya, dikatakan di situs resmi bahwa "siap dan bertekad" untuk mencapai kemenangan.

Pos-pos media sosial Pro-LNA telah menyerukan untuk mengadakan rapat umum untuk mendukung Haftar pada hari Selasa di kota utama Benghazi di timur.

Dorongan Rusia-Turki, yang melibatkan kontak tidak langsung yang melelahkan antara kedua delegasi Libya, adalah upaya terbaru untuk mengakhiri kekacauan di negara penghasil minyak.

Kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa Serraj telah menolak untuk terlibat dalam pembicaraan langsung dengan Haftar, memaksa diplomat Rusia dan Turki untuk bertindak sebagai perantara.

Kedua pria itu terakhir bertemu di Abu Dhabi pada Februari 2019 sebelum pembicaraan gagal mengenai kesepakatan pembagian kekuasaan dan Haftar memindahkan pasukannya di Tripoli pada April, memperluas kontrolnya di luar timur dan selatan.

Berbicara bersama Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte di Ankara, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan negaranya bekerja untuk memastikan gencatan senjata di Libya menjadi permanen.

Dia mengatakan dia berharap pembicaraan Moskow akan menjadi dasar diskusi pada pertemuan puncak di Berlin pada hari Minggu, yang katanya akan dihadiri bersama Conte dan Presiden Rusia Vladimir Putin. [ham]


Tinggalkan Komentar