telusur.co.id -Universitas Airlangga (UNAIR) resmi mengukuhkan empat guru besar baru dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) pada Rabu, 22 Oktober 2025. Prosesi pengukuhan yang berlangsung di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C UNAIR, menjadi momentum penting yang menandai puncak karier akademik bagi keempat guru besar tersebut.
Keempat guru besar yang dikukuhkan adalah: Prof. Dr. Ahmad Rizki Sridadi, S.H., M.M., M.H. dalam Bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya Manusia; Prof. Dr. Ardianto, S.E., M.Si., Ak., C.A. dalam Bidang Ilmu Akuntansi Keperilakuan dan Kinerja; Prof. Dr. Zaenal Fanani, S.E., M.S.A., Ak., C.A., A.C.P.A. dalam Bidang Ilmu Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal; Prof. Dr. Hamidah, S.E., M.Si., Ak., C.A., C.M.A., C.R.M.O., Q.G.I.A., Q.I.A., C.A.C.P. dalam Bidang Ilmu Akuntansi Keuangan, Pelaporan Keuangan, dan Standar Keuangan.
Dalam sambutannya, Rektor UNAIR, Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin., menegaskan bahwa gelar guru besar bukan sekadar pengakuan, melainkan juga amanah besar untuk terus berkarya.
“Jabatan guru besar bukan hanya pencapaian individu, tetapi juga simbol pengakuan terhadap kompetensi akademik dan tanggung jawab untuk terus berkarya,” ujar Prof. Madyan.
Prof. Madyan menekankan pentingnya peran para guru besar dalam memperkuat ekosistem riset dan inovasi di UNAIR. Ia berharap para guru besar baru dapat menjadi motor penggerak kolaborasi, baik lintas disiplin maupun dengan mitra internasional, untuk menghasilkan karya-karya ilmiah yang berdampak luas.
“Semoga pencapaian ini menginspirasi para akademisi lain untuk segera menyusul menjadi guru besar. Dengan bertambahnya jumlah guru besar, Universitas Airlangga akan semakin diakui sebagai salah satu universitas terbaik dunia,” tuturnya, merujuk pada posisi UNAIR di peringkat 287 dunia versi QS World University Rankings (QS WUR).
Lebih lanjut, Guru Besar FEB tersebut menegaskan bahwa kontribusi para guru besar sangat vital dalam mendukung reputasi UNAIR di tingkat global. Menurutnya, orasi-orasi ilmiah yang disampaikan dalam pengukuhan ini mencerminkan komitmen UNAIR untuk selalu relevan dan berdampak bagi masyarakat luas. Ia berharap capaian tersebut dapat menjadi pilar penopang reputasi para periset UNAIR di tingkat internasional.
Rektor UNAIR juga berharap para guru besar yang baru dikukuhkan dapat terus mengembangkan keilmuan yang implementatif dan bermanfaat bagi masyarakat. Dalam konteks transformasi digital, Prof. Madyan menyoroti potensi artificial intelligence (AI) sebagai mitra kolaboratif untuk menciptakan sistem keilmuan yang lebih terintegrasi dan efisien.
Namun demikian, ia menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan nilai-nilai kemanusiaan. Menurutnya, setiap insan akademik harus memiliki standar etika dan moral yang tinggi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.
“SDM yang unggul bukan hanya diukur dari kecerdasan intelektualnya, tetapi juga dari keunggulan moral dan kemanusiaannya. Dengan semangat Excellence with Morality, marilah kita bersama-sama menjadikan Universitas Airlangga sebagai pusat ilmu pengetahuan yang tidak hanya cemerlang dalam inovasi, tetapi juga menjadi teladan dalam integritas, kebijaksanaan, dan kemanusiaan,” tegas Prof. Madyan.
Pengukuhan empat guru besar baru ini diharapkan dapat memperkuat kontribusi UNAIR terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesejahteraan bangsa. Mengakhiri pidatonya, Prof. Madyan menyampaikan ucapan selamat dan harapan kepada para guru besar yang baru dikukuhkan.
“Semoga ilmu dan karya Saudara senantiasa membawa kemanfaatan bagi almamater, umat, nusa, dan bangsa,” pungkasnya.