F1 Singapura Terancam Batal Gegara Kabut Asap Indonesia - Telusur

F1 Singapura Terancam Batal Gegara Kabut Asap Indonesia


telusur.co.id - Kabut asap yang membakar hutan di beberapa wilayah Indonesia, mengakibatkan Balapan Formula One (F1) Singapura yang akan berlangsung di Sirkuit Marina Bay, pekan depan, terancam batal.

Demikian disampaikan Badan Lingkungan Hidup Singapura (NEA) seperti dikutip AFP, Minggu (15/9/2019).

“Kondisi udara semakin buruk akibat kabut asap yang menyelimuti langit Singapura sore ini,” kata NEA.

“Kondisi ini disebabkan karena adanya kiriman kabut asap akibat kebakaran hutan yang terbawa angin dari Pulau Sumatra ke Singapura.”

NEA menyatakan bahwa Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Singapura semakin memburuk, dan sudah mencapai angka 112 di beberapa daerah pada Sabtu malam.

Indeks 101-200 termasuk dalam kategori tidak sehat. Maka NEA pun menyarankan warganya untuk tidak beraktivitas di luar ruangan terlalu lama.

Akibat kabut asap itu, beberapa warga Singapura terlihat menggunakan masker. Namun, kondisi itu belum mengganggu aktivitas sehari-hari mereka.

Panitia penyelenggara F1 Singapura mengatakan ada kemungkinan kabut asap adalah penyebab utama yang menghalangi keberlangsungan balapan ‘jet darat’ tahun ini.

“Rencana sudah dirumuskan dan didiskusikan dengan stakeholder, pemerintah setempat dan komunitas Formula 1,” kata penyelenggara Formula 1 Singapura.

“Kabut asap berdampak pada jarak pandang, kesehatan masyarakat dan masalah operasional, maka F1 Singapura akan bekerja sama dengan instansi terkait sebelum membuat keputusan mengenai keberlanjutan acara tersebut.”

Sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sedang menyelidiki perusahaan perkebunan asal Malaysia dan Singapura, yang sudah disegel karena turut menyebabkan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah NKRI.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK, Rasio Ridho Sani saat konferensi pers di gedung Graha BNPB Jakarta, Sabtu (14/9/2019).

“Sedang kami lakukan proses penyelidikan. Di antara perusahaan yang disegel, ada beberapa perusahaan yang memiliki modal dari Singapura, tiga dari Malaysia,” kata dia. [ipk]


Tinggalkan Komentar