Gencarkan Penanganan Stunting, Ning Lucy Harap Kota Surabaya Zero Stunting pada 2024 - Telusur

Gencarkan Penanganan Stunting, Ning Lucy Harap Kota Surabaya Zero Stunting pada 2024

Anggota DPR RI, Lucy Kurniasari bersama BKKBN Jatim menggelar sosialisasi penanganan stunting di kota Surabaya

telusur.co.id - Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Lucy Kurniasari menggandeng Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur menggelar sosialisasi Promosi dan KIE Program Percepatan Penuruan Stunting Kepada Masyarakat di Wilayah Khsusus Tahun 2023. Giat tersebut dilaksanakan di Kelurahan Wonorejo, Kec. Tegalsari, Kota Surabaya.

Perempuan Senayan tersebut tak sendirian, turut hadir Ketua Tim Bina Akses Pelayanan KB BKKBN Jatim, Sofyan Rizalanda, mantan Sekdaprov Jatim, Rasiyo, Camat Tegalsari, Kartika Indrayana, Perwakilan Gen Z Tegalsari, Sekar Pramesti Negara, dan masyakat sekitar.

Ning Lucy, sapaan akrabnya menjelaskan, permasalahan stunting secara nasional masih berada di angka 23,5% sedangkan standart dari WHO adalah tidak boleh lebih 20%.

”Ini masih menjadi PR untuk kita semua,” ujar Ketua DPC Partai Demokrat Kota Surabaya saat diwawancarai awak media usai acara. Selasa, (15/12/2023) siang.

Lanjut Lucy, Presiden Jokowi menargetkan bahwa, di 2024 angka stunting tidak boleh lebih dari 14%. Maka dari itu pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah harus bersinergi untuk bisa menekan angka stunting ini demi untuk menuju Indonesia Emas 2045.

“Salah satu program untuk menekan angka stunting ini adalah pendampingan untuk ibu hamil dan balita, makanan pendamping yang bertujuan untuk memastikan bahwa di seluruh daerah tidak ada lagi yang kekurangan gizi,” tegasnya.

Anggota Dewan ini tersanjung atas penghargaan dan apresiasi Kota Surabaya. Oleh sebabnya, dirinya terus gencar melaksanakan sosialisasi mengenai stunting di wilayah Kecamatan Tegalsar, dengan disambut hangat oleh Camat Tegalsari bersama staf dan jajaran se-Kecamatan, didampingi Pol PP, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.

"Program dari Pemkot Surabaya tentang stunting bener-benar jadi perhatian serta sorotan di semua kalangan dan termasuk para Caleg DPR RI, tertarik akan cara dan teknis penanganan stunting dengan kondisi akhir di Kota Surabaya, yang diterapkan di Kec. Tegalsari dengan penurunan prevensi 4,8%.

“Dimana angka secara Nasional saja mencapai 23,5%, sungguh pencapaian yang luar biasa, WHO sendiri menargetkan 20%, berarti lebih 3,5%. Kondisi di Surabaya sudah mencapai 4,8%, yang artinya penanganannya sangat baik,” ungkap Anggota DPR cantik ini.

Sebagai fungsi Anggota Legislatif, Lucy turun langsung ke masyarakat bersama petugas Kecamatan Tegalsari memverifikasi kondisi di sana. Ternyata memang sudah tidak ada ibu hamil di bawah garis merah yang berpotensi melahirkan anak Stunting, 

Apakah betul bahwa 20 bayi yang lahir hanya 1 (anak) yang stunting? Jawaban Camat Tegalsari membenarkan hal itu, hanya 1 anak dengan bicara nada lirih untuk tahun 2023 ini di Kecamatan Tegalsari.

“Harapan saya pada tahun depan 2024, pemerintah pusat, Pemprov Jatim, dan Pemkot Surabaya terus berkolaborasi agar menciptakan inovasi-inovasi yang baik lagi tentang penanganan Stunting. Alhasil, kota Surabaya layak mendapat julukan kota zero stunting,” harap Caleg DPR RI 2024-2029 ini.

Pada kesempatan yang sama, Caleg DPRD Provinsi Jatim dari Partai Demokrat, Rasiyo juga menyampaikan pentingnya intervensi gizi untuk mengatasi masalah stunting.

"Stunting merupakan masalah serius yang dapat menghambat pembangunan bangsa. Stunting dapat menyebabkan anak kurang produktif di masa depan. Oleh karena itu, kita harus bekerja keras untuk mengatasi masalah stunting,” ucap Sekdaprov Jatim era Gubernur Soekarwo tahun 2009-2013 ini.

Ketua Tim Bina Akses Pelayanan KB, dr. Sofyan Rizalanda menjelaskan bahwa, BKKBN Jatim terus berupaya untuk menurunkan prevalensi Stunting di Jawa Timur.

"BKKBN Jatim telah melakukan berbagai program dan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi bagi anak. Kami berharap prevalensi stunting di Jawa Timur dapat turun menjadi 14% pada tahun 2024," papar Sofyan.

Sementara itu, Camat Tegalsari, Kartika Indrayana mengucapakan, ia bangga kepada program-program dan penanganan untuk kasus stunting di negara Indonesia.

“Kami dari aparatur kecamatan Tegalsari, sangat mengapresiasi pemerintah pusat maupun Pemkot Surabaya turut langsung menangani dan memberikan yang terbaik serta begitu peduli kepada masyarakat serta warga negara Indonesia, khususnya Kota Surabaya dan sekitarnya, salam sehat,” tutup Indrayana. (ari)


Tinggalkan Komentar