Jepang Protes Keras Terhadap Ancaman Diplomat China Terkait Pernyataan Perdana Menteri Takaichi - Telusur

Jepang Protes Keras Terhadap Ancaman Diplomat China Terkait Pernyataan Perdana Menteri Takaichi

Sumber foto: internet

telusur.co.id - Jepang secara resmi mengajukan protes keras kepada China setelah seorang diplomat China, Konsul Jenderal Xue Jian di Osaka, mengunggah ancaman kekerasan di platform X (sebelumnya Twitter) terkait pernyataan Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi tentang kemungkinan keterlibatan Jepang dalam situasi darurat di Taiwan.

Xue Jian mengunggah sebuah pesan yang sangat kontroversial pada Sabtu lalu, yang mengutip pernyataan Takaichi dalam parlemen, dan menuliskan, “Memenggal leher kotor tanpa ragu sedikit pun. Apakah Anda siap untuk itu?” unggahan ini menimbulkan kemarahan di Jepang karena dianggap sebagai ancaman kekerasan yang tidak pantas dari seorang kepala misi diplomatik.

Menanggapi hal ini, juru bicara pemerintah Jepang, Minoru Kihara, mengungkapkan dalam konferensi pers bahwa unggahan tersebut sangat tidak pantas dan tidak sesuai dengan etika diplomatik. "Maksud pesan ini tidak jelas, tetapi kami menilai hal ini sangat tidak pantas untuk seorang kepala misi diplomatik China," ujar Kihara. Ia juga menambahkan bahwa Kementerian Luar Negeri Jepang telah mengajukan protes kepada Kedutaan Besar China di Tokyo dan meminta agar unggahan tersebut segera dihapus.

Lebih lanjut, Kihara menyampaikan bahwa beberapa langkah telah diambil untuk menanggapi insiden tersebut, meskipun ia tidak merinci langkah-langkah yang dimaksud.

Pernyataan Takaichi yang Memicu Ketegangan

Ketegangan antara Jepang dan China ini bermula setelah pernyataan Perdana Menteri Takaichi dalam sebuah sidang komite parlemen pada Jumat, 7 November 2025. Dalam kesempatan tersebut, Takaichi menyatakan bahwa serangan militer China terhadap Taiwan dapat menjadi "situasi yang mengancam kelangsungan hidup" bagi Jepang, dan oleh karena itu, Jepang berhak menggunakan haknya untuk membela diri, termasuk dalam konteks pembelaan kolektif.

Jepang selama ini memiliki hubungan diplomatik yang rumit dengan China, terutama terkait dengan status Taiwan, yang sejak 1949 telah memiliki pemerintahan yang terpisah akibat perang saudara, meskipun Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memisahkan diri yang harus kembali bersatu dengan daratan China, bahkan dengan kekuatan militer jika diperlukan.

Posisi China Terkait Taiwan

Pemerintah China sendiri menanggapi masalah Taiwan dengan tegas, menyatakan bahwa Taiwan adalah "urusan dalam negeri" China dan menolak segala bentuk campur tangan asing. China menganggap setiap upaya dari negara lain untuk terlibat dalam isu Taiwan sebagai provokasi dan pelanggaran terhadap kedaulatan China.

Dalam konteks ini, ketegangan antara Jepang dan China semakin memanas, dengan Jepang menggarisbawahi pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan, terutama terkait dengan isu Taiwan yang selalu menjadi titik sensitif dalam hubungan diplomatik antara kedua negara besar tersebut.

Pernyataan dan ancaman yang terjadi menunjukkan betapa rapuhnya hubungan diplomatik antara Jepang dan China, serta bagaimana isu Taiwan dapat menjadi pemicu ketegangan yang lebih besar di Asia Timur.

Sumber: Kyodo-OANA


Tinggalkan Komentar