telusur.co.id - Pembelaan terhadap Masjid Aqsa adalah penegasan bahwa rakyat Palestina tidak melupakan masjid ini dan hal-hal lain yang disucikan bangsa Palestina.

Begitu disampaikan Ketua Kantor Politik Hamas, Yahya Sinwar dalam pidatonya di Gaza, seperti dilansir Al-Alam, Minggu (1/5/22).

“Operasi berani syahid di jantung Israel membuktikan bahwa rezim ini lebih rentan dari sarang laba-laba. Para pemuda Palestina memanjat tembok rasis pemisah demi membela Aqsa,” kata Sinwar.

Dia menegaskan, bila Israel menyerang Masjid Aqsa, kelompok perlawanan memutuskan untuk mencontoh Operasi Pedang al-Quds. Dia mengungkapkan, Tepi Barat bangkit dan meneladani Pedang al-Quds demi membela Aqsa.

“Pedang al-Quds, yang telah dihunus sejak Ramadan tahun lalu, tak akan disarungkan hingga Palestina merdeka dan para pengungsi pulang ke negeri mereka,” tegas Sinwar.

Ia menegaskan, kubu perlawanan sudah siap menghadapi pertempuran besar jika para petinggi Rezim Zionis dan ekstremis Israel ingin mengubah pertempuran menjadi perang agama dan masih mengusik Masjid Aqsa.

“Masjid Aqsa berada dalam bahaya. Andai bukan karena para penjaga pria dan wanita, orang-orang Zionis sudah menyembelih hewan kurban dan mengalirkan darahnya di pelataran Masjid Aqsa,” ungkapnya.

“Penodaan kesucian Quds dan Masjid Aqsa berarti perang regional dan agama. Perang regional-agama akan membakar segalanya tanpa pandang bulu. Jika Quds diagresi, kami tidak akan segan mengambil keputusan tegas,” sambungnya.

Dijelaskannya, semua faksi perlawanan di Gaza harus siap siaga sepenuhnya. Pertempuran akan dimulai di akhir bulan Ramadan.

"Jika Rezim Penjajah melakukan agresi ke Masjid Aqsa, kami memiliki 1.111 rudal yang siap (ditembakkan),” tandas Sinwar. [Tp]