Jokowi Kirim Bunga Ke Kim Jong Un, Refly Harun: Ngapain? - Telusur

Jokowi Kirim Bunga Ke Kim Jong Un, Refly Harun: Ngapain?


telusur.co.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan rangakaian bunga kepada pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, dalam rangka hari jadi ke-72 negara itu.

Terkait itu, pakar hukum tata negara, Refly Harun mensinyalir, ada simbol-simbol tertentu yang hanya diketahui oleh Jokowi dan orang-orang terdekatnya atas pengiriman bunga tersebut.

"Kita harus melihat peristiwa ini dari berbagai perspektif. Salah satunya adalah politik luar negeri kita. Memang politik luar negeri kita adalah bebas dan aktif. Bebas untuk tidak memihak. Namun, bebas juga punya kecenderungan, selain bebas juga aktif. Aktif untuk apa? aktif untuk mengupayakan perdamaian dunia sebagaimana amanah konstitusi," kata Refly melalui video yang diunggal dalam channel YouTube-nya, Sabtu (26/9/20). 

Refly menjelaskan tentang sejarah hubungan antara Indonesia, Cina, dan Korea Utara pada 1960-an. 

Saat itu dikenal istilah Poros Jakarta-Peking-Pyongyang. Pada 1965, ketika Presiden Soekarno mengirim bunga kepada Kim Il Sung yang merupakan kakek Kim Jong Un, merupakan sebuah kewajaran. 

Saat itu adalah masa ketika Indonesia tengah mesra dengan kekuatan kiri di dunia. "Apakah hal ini juga simbol seperti itu, kita tidak tahu. Orang bisa membacanya ke arah sana. Apalagi Indonesia sangat pro Cina dalam hal investasi, sekarang dengan Korea Utara," ucap Refly.

Mantan Ketua Tim Anti Mafia Mahkamah Konstitusi (MK) ini pun berharap Indonesia tidak terjebak dalam lingkaran seperti yang pernah terjadi di masa lalu. Pemberian bunga kepada Kim Jong Un diharapak sebagai simbol perdamaian dunia. 

"Sekali lagi, kalau boleh memilih, menurut saya, ngapain kita memberikan simbol-simbol seperti itu kepada kekuatan yang sesungguhnya (bukan contoh baik bagi demokrasi)?" tegasnya.

Kendati memiliki nama resmi Republik Demokratik Korea (RDK), lanjut Refly, sistem pemerintahan yang berlaku seperti kerajaan. Presidennnya bisa turun temurun. Dari Kim Il Sung, Kim Jong Il, dan ke Kim Jong Un. 

"Bayangkan. Ini satu-satunya presidency yang bisa diwariskan. Biasanya yang bisa diwariskan hanyalah kerajaan, tapi ini presidency. Jadi Korea Utara bukan contoh baik bagi negara demokrasi di dunia," terangnya. 

Disisi lain, Refly memahami bahwa  Indonesia memang harus aktif mengupayakan perdamaian dunia. Tapi tidak harus dengan memberikan bunga-bunga seperti itu. 

"Tapi ya Presiden Jokowi dan pembantunya terutama dari Kemenlu memiliki alasan lain. Kita tidak tahu juga yang membisikkan soal pengiriman bunga ini, siapa yang melakukan inisiatif ini semua," tukasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo secara khusus mengirim bunga kepada Kim Jong Un sebagai ucapan selamat HUT ke-72 Korut.

Dilihat dari foto yang dipublikasikan media pemerintah Kout, Korean Central News Agency (KCNA), Kamis (24/9/20), bunga yang dikirimkan Presiden Jokowi berwarna merah, putih, kuning, dan ungu. Tak dijelaskan jenis bunga yang terangkai dalam keranjang tersebut.

Bunga-bunga itu tampak dirangkai dalam keranjang yang didominasi warna kuning. Terlihat juga warna-warna khas bendera Korut dalam keranjang tersebut. Pita merah yang cantik tampak menghiasi rangkaian bunga itu.

Tulisan 'Presiden Joko Widodo' dalam bahasa Korea terlihat pada pita yang tampak menjuntai. Selain karangan bunga, Jokowi disebut mengirimkan ucapan untuk Kim Jong Un. Ucapan itu disampaikan pada 2 September 2020 dan dipublikasikan KCNA pada Rabu (23/9/20). 

Kemenlu RI membenarkan soal kiriman bunga dari Presiden Jokowi untuk Kim Jong Un itu. Memang kiriman bunga itu khusus dalam rangka HUT ke-72 Korea Utara.

"Presiden RI dalam rangka HUT ke-72 The Founding Day of the DPRK telah menyampaikan surat ucapan selamat dan telah juga disampaikan bingkisan bunga," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah.[Fhr]


Tinggalkan Komentar