telusur.co.id - Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Lotharia Latif, melakukan pengecekan kesiapan pasokan ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tegalsari, Tegal, Jawa Tengah, menjelang Lebaran Idul Fitri 2025. Pemeriksaan ini bertujuan memastikan pasokan ikan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadan hingga Idul Fitri 1446 Hijriah.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta pada Senin (17/3), Latif mengungkapkan bahwa dari hasil pengecekan, stok ikan dalam kondisi aman dan mencukupi. Selain itu, harga ikan juga dipastikan stabil dan terkendali. "Kami memastikan bahwa pasokan ikan tetap terjaga dengan baik. Nelayan dan pengusaha perikanan telah bekerja keras untuk menjaga stabilitas produksi, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan ikan," ujar Latif.
Lebih lanjut, Latif menegaskan bahwa sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, KKP berfokus pada peningkatan kesejahteraan nelayan Indonesia. "Kami kumpul bersama nelayan untuk memastikan ketersediaan stok ikan tetap aman dan kesejahteraan mereka terus diperhatikan," tambahnya.
Latif juga menggarisbawahi pentingnya kelancaran pelayanan di pelabuhan perikanan, termasuk pada periode H-1 hingga H+2 Lebaran. "Kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan operasional pelabuhan berjalan lancar. Kelancaran distribusi ikan menjadi prioritas utama agar harga tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat," ujarnya.
Selama kunjungan tersebut, Latif melakukan peninjauan langsung terhadap fasilitas perikanan di PPN Tegalsari, termasuk tempat pelelangan ikan, cold storage, dan kesiapan armada kapal nelayan. Selain itu, ia berdialog langsung dengan nelayan untuk mendengarkan tantangan yang mereka hadapi, seperti ketersediaan bahan bakar, harga jual hasil tangkapan, hingga peningkatan kesejahteraan mereka.
Mendorong Pemberdayaan Nelayan dan Efisiensi Distribusi
Latif juga menekankan pentingnya efisiensi dalam sistem distribusi ikan agar pasokan dari nelayan bisa langsung terserap ke pasar tanpa hambatan. "Kami mendorong sistem pemasaran digital, agar nelayan dapat langsung menjual hasil tangkapan mereka dengan harga yang lebih kompetitif," jelas Latif.
Pemerintah, menurut Latif, juga terus berupaya untuk memberdayakan nelayan melalui program pelatihan dan bantuan sarana perikanan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas nelayan dalam menangkap dan mengelola hasil laut. "Keberlanjutan stok ikan juga harus dijaga dengan praktik penangkapan yang bertanggung jawab, agar sumber daya laut tetap lestari untuk generasi mendatang," tambahnya.
Latif memastikan bahwa pengawasan dan evaluasi terhadap kebijakan sektor perikanan akan terus dilakukan, agar dapat memberikan manfaat maksimal bagi industri perikanan dan masyarakat secara keseluruhan.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, juga menyatakan komitmennya untuk menjaga ketersediaan stok ikan selama bulan Ramadan dan Lebaran 2025, serta mendukung para nelayan agar terus berkembang dan berkelanjutan.
Dengan langkah-langkah ini, KKP berharap masyarakat dapat merayakan Idul Fitri tanpa khawatir akan ketersediaan ikan, sementara kesejahteraan nelayan tetap menjadi prioritas utama.[iis]