telusur.co.id - Presiden Kolombia Ivan Duque akan memperpanjang karantina nasional yang dimaksudkan untuk membendung penularan virus corona hingga 27 April.

"Isolasi ini - yang terbaik dari kita semua - adalah tepat sehingga kita dapat terus menyelamatkan nyawa, memecah pertumbuhan eksponensial pandemi ini," kata Duque saat siaran televisi langsung.

Lebih dari 1.500 orang telah dipastikan terinfeksi virus corona di Kolombia dan 46 telah meninggal.

Kolombia menutup perbatasannya, menutup sekolah-sekolah dan menghentikan penerbangan penumpang internasional.

Di bawah aturan karantina, satu orang per keluarga diizinkan berbelanja untuk barang-barang penting atau melakukan transaksi keuangan, masker diperlukan di toko-toko, bank dan transportasi umum, dan restoran hanya diperbolehkan menyediakan pengiriman.

Hingga akhir Mei, sekolah ditangguhkan dan orang tua diharuskan tinggal di rumah mereka.

Seperti banyak tempat di dunia di mana tenaga kerja informal adalah hal biasa, karantina telah menciptakan kesulitan besar bagi beberapa warga Kolombia dan bagi banyak migran Venezuela, meskipun pihak berwenang telah membagikan makanan, membuka tempat penampungan dan meningkatkan pembayaran kesejahteraan.

Beberapa migran bahkan telah memulai perjalanan panjang pulang ke Venezuela, yang berada dalam krisis ekonomi yang dalam, karena di negara asal mereka tidak membayar sewa atau layanan publik.

Kolombia telah mendirikan beberapa rumah sakit lapangan berskala besar yang dimaksudkan untuk melayani pasien COVID-19 yang lebih ringan sehingga ruang perawatan intensif tetap tersedia bagi mereka yang membutuhkan ventilator.