telusur.co.id - Perhatian internasional sedang tertuju ke Indonesia. Itu terkait ledakan yang terjadi Selasa, sekitar pukul 07.15 WIB, di kawasan Monumen Nasional, Jakarta, yang diduga bersumber dari granat asap.

Pengamat Kepolisian, Ferdinand Montororing berpandangan jika ada unsur kesengajaan dalam kejadian yang telah melukai dua anggota Tentara Nasional Indonesia itu. Dirinya mengatakan, bagaimana mungkin ring satu (kawasan disekitar Istana Negara) bisa kebobolan.

"Saya tidak mau mendahului kepolisian. Kan kepolisian belum mengusut tuntas itu. Tapi masalahnya, kok bisa ada barang terlarang lewat, berada di ring satu?" kata Ferdinand saat dihubungi telusur.co.id, Rabu (4/12/2019).

Menurut dirinya ada unsur kesengajaan barang terlarang itu bisa lewat. Dirinya berpandangan, kejadian tersebut sekaligus signal buat intelijen agar lebih sigap lagi, dalam menjaga wilayah ring satu.

"Yang pasti orang yang membawa itu sudah direncanakan. Kita serahkan, itu ranah kepolisian," kata dia.

Sementara itu, Polri dan TNI sendiri belum bisa memastikan siapa pemilik dan awal mula keberadaan granat asap tersebut.

Granat asap biasa digunakan untuk memberi sinyal, menandai target atau tempat mendarat, dan memantau pergerakan unit. Granat asap umumnya berbentuk kaleng.

Menurut Gatot, granat asap bisa dimiliki beberapa unit Polri, salah satunya pasukan pengendalian massa (Dalmas). [ipk]