Manuver NasDem Dinilai Sebagai Langkah Brilian Surya Paloh Menuju 2024 - Telusur

Manuver NasDem Dinilai Sebagai Langkah Brilian Surya Paloh Menuju 2024

Pengamat Politik Jerry Massie

telusur.co.id -  Pengamat Politik Jerry Massie menilai, ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi manuver Partai NasDem melakukan pertemuan dengan PKS dan berencana melanjutkan safari politik ke PAN.

Alasan pertama, menurut Jerry, ada kemungkinan NasDem kecewa dengan masuknya Partai Gerindra dalam kabinet dan mendapat jatah dua kursi menteri dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Padahal sebelumnya Gerindra merupakan oposisi bahkan Ketumnya Prabowo Subianto adalah rival Jokowi di Pilpres 2019 lalu.

"Kekecewaan sebetulnya NasDem itu karena Gerindra dapat 2 jatah, maunya sih NasDem kan karena berjuang (memenangkan Jokowi) kan, jadi saya nilai wajar kalau Surya Paloh kecewa," kata Jerry kepada telusur.co.id, Jumat (8/10/19).

Oleh sebab itu, kata dia, NasDem melakukan manuver untuk mencari perhatian dari Jokowi agar
mendapat posisi lebih di kabinet jika nanti ada resuffle.

"Mungkin dengan jalan ini nggak tahu ke depan ada di resuffle kabinet, ada lagi orang NasDem yang masuk," ujar Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies itu.

Alasan kedua, Jerry berpendapat, manuver NasDem melirik partai di luar pemerintahan dilakukan untuk membangun poros baru menuju Pilpres 2024.

"Bisa saja jika NasDem mencari konco-konco politiknya untuk memuluskannya di 2024. Nah ini strategi mulai dibangun NasDem," ucap dia.

Menurut Jerry, hal itu dilakukan karena NasDem merasa cukup kuat dengan raihan suara di parlemen sehingga dengan menggandeng sejumlah partai oposisi maka mereka bisa memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.

Diketahui, dalam Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menyebutkan bahwa partai politik atau gabungan partai politik harus mengantongi 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional untuk bisa mengusung pasangan capres-cawapres di pemilu.

Adapun pada Pemilu 2019 lalu, NasDem menduduki peringkat lima secara nasional dengan meraih suara sebesar 9,05 persen. Sementara PKS di posisi kedelapan dengan memperoleh 8,21 persen suara.

Apabila dikonversi menjadi kursi DPR, maka Partai NasDem berhasil meraih 59 kursi atau 10,53% kursi DPR. Sedangkan, PKS  meraih 50 kursi atau sekitar 8,7%. Jika digabungkan, keduanya sudah mendapatkan 19,23% kursi DPR dan nyaris memenuhi ambang batas untuk mencalonkan capres-cawapres.

"Di parlemen contohnya, PKS sama NasDem gabung sekitar 19%. Untuk mencalonkan presiden 20%, tinggal 1%, satu partai gabung aja, contohnya Demokrat atau PAN, sudah gol (bisa mengusung capres-cawapres)," jelasnya.

Jerry mengungkapkan, Surya Paloh melihat peluang besar itu sehingga ia mulai melakukan penjajakan sejak dini.

"Ini strategi jitu strategi brilian dari Surya Paloh. Surya Paloh membaca ke depan ini Jokowi sudah tak bisa lagi nyalon karena sudah dua periode kan, jadi dia tinggal nyari koalisi dan memunculkan nama-nama," pungkasnya. [Asp]


Laporan : Fahri Haidar


Tinggalkan Komentar