Martin Manurung: Apapun Istilahnya, Hentikan Arus Manusia Keluar-Masuk Jabodetabek - Telusur

Martin Manurung: Apapun Istilahnya, Hentikan Arus Manusia Keluar-Masuk Jabodetabek

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem Martin Manurung / Ist

telusur.co.id -  Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem Martin Manurung meminta pemerintah segera menghentikan arus manusia yang keluar dan masuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Hal ini harus segera dilakukan melihat semakin meluasnya penyebaran virus corona ke berbagai daerah.

Pernyataan Martin ini menanggapi sikap Istana Kepresidenan yang menolak rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memberlakukan karantina wilayah. Melalui juru bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, pemerintah pusat menyatakan bahwa kebijakan saat ini hanya pembatasan sosial berskala besar, bukan karantina wilayah.

"Kita tidak persoalkan istilah karantina wilayah dan lain sebagainya. Kita minta arus manusia keluar dan masuk Jabodetabek untuk dihentikan sementara," ujar Martin 

Jika penghentian arus merupakan wewenang pemerintah pusat, ia minta pemerintah pusat untuk segera melakukannya.

"Siapapun yang punya wewenang untuk itu, segera lakukan, jika kita tidak mau melihat orang sakit bergelimpangan di daerah karena kapasitas dan tenaga medis di daerah tidak sanggup melayani mereka," tegasnya.

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini juga meminta pihak istana dan pemerintah DKI untuk tidak menghabiskan waktu dalam perdebatan penggunaan kata istilah penanganan. Sebab apapun namanya, penanganan harus segera dilakukan dengan cepat dan tepat, mengingat semakin banyaknya korban yang terinfeksi dan berjatuhan.

"Hal itu tidak bisa dengan himbauan, harus ada ketegasan pemerintah untuk melaksanakannya," pungkasnya.

Angka pasien positif Covid-19 di Tanah Air semakin bertambah. Hingga Senin sore, total jumlah pasien mencapai 1.414 orang. Jumlah ini bertambah sebanyak 129 pasien dalam waktu 24 jam terakhir. Begitupun dengan data pasien meninggal bertambah 8 orang dalam 24 jam terakhir, dengan total keseluruhan menjadi 122 orang. Dari seluruh data tersebut, Jabodetabek merupakan epicentrum Pandemi corona di Indonesia.[Asp]

Laporan : Saeful Anwar


Tinggalkan Komentar