telusur.co.id - Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR) Hari Purwanto mengatakan, penyelidikan kasus dugaan korupsi Formula E belum meredup. Namun, kata dia, mesti diakui kasus ini jalan di tempat, mengalami stagnasi.

"Sebenarnya tidak meredup. Hanya saja mesti diakui mengalami stagnasi," kata Hari di Jakarta, Kamis (25/5/23). 

Menurut Hari, gelaran ajang Formula E yang akan dihelat bulan Juni 2023 nanti pasti akan mempengaruhi kerja KPK dalam menyidik kasus ini. Sebab, KPK dikabarkan memang sedang refocusing memonitor penyelenggaraan Formula E 2023.

"Setidaknya agar tidak menjadi ajang korupsi baru. Saya tetap optimis KPK akan mampu menuntaskan kasus ini. Mesti diakui ada sejumlah kerumitan dalam kasus ini, seperti misalnya rekanan yang berdomisili di luar negeri. Tetapi ini kan baru setahun," bebernya.

Hari menjelaskan, sejumlah kasus korupsi yang dibangun pemeriksaannya tanpa Operasi Tangkap Tangan (OTT) bisa sampai hitungan tahun, tergantung tingkat kerumitannya.

"Namun, saya berharap KPK bisa menuntaskan kasus ini sebelum pilpres, agar tidak ada Capres abu-abu. Terlalu tinggi biaya politiknya kalau sampai kasus ini digantung terus menerus," ungkapnya.

Hari menilai, langkah Jakpro menggandeng KPK dalam penyelenggaraan Formula E tahun ini sudah tepat.

"Agar tidak ada korupsi baru. Sekaligus akan menjadi pembeda, pelaksanaan Formula E 2022 dengan 2023," pungkasnya. [Tp]