Milenial Tuding Pemindahan Ibu Kota Mengkonfirmasi Kegagaalan Jokowi - Telusur

Milenial Tuding Pemindahan Ibu Kota Mengkonfirmasi Kegagaalan Jokowi

Sherly Annavita

telusur.co.id - Wacana pemindahan ibu kota ke Kalimantan terus menjadi topic panas di masyarakat dan dunia maya. Masing-masing pihak mempunyai pendapat dan argumentasinya sendiri termasuk kaum milenial.

Milenial sekaligus influencer, Sherly Annavita berpendapat pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan semakin memperlihatkan dan membuktikan kegagalan Jokowi dalam memimpin dan membuktikan janji kampanyenya.

Dikatakan Sherly, selama ini pemerintah memindahkan ibu kota karena macet, banjir, polusi dan perataan tanah. Alasan ini sedikit banyaknya menohok kapasitas Pak Jokowi sendiri dalam memerintah. Karena bukankah salah satu program besar Pak Jokowi saat itu mencalonkan diri sebagai gubernur dan menjadi presiden penanganan mengenai keruwetan Jakarta di dalamnnya termasuk macet, banjir, polusi dan lainnya.

“Kalau sekarang beliau menjadikan alasan pindahnya ibu kota karena macet, banjir polusi dan banjir, maka seolah-oleha beliau sedang mengkonfirmasi kegagalannya dalam memenuhi janji kampanye beliau pada saat pilgub dan pilpres atau kegagalannya sebagai seorang gubernur dan presiden,” sindir Sherly dalam acara ILC TV One, tadi malam.

Kedua, kalau pemindahan ibu kota untuk pemerataan pembangunan. Tentu solusi yang ditawarkan adalah pengawasan pembangunan di daerah bukan memindahan ibu kota ke daerah. “Apakah ada jaminan ibu kota pindah ke Kalimantan pemerataan akan membaik. Jsutru akan menimbulkan konflik baru.”

Berikutnya, pemindahan ibu kota bukan hal yang mendesak dilakukan. Tidak menjawab masalah yang ada di masyarakat dan terkesan pembelaan belaka. “Tidak menjadi program mendesak untuk dilakukan. Ada pekerjaan yang lebih mendesak untuk dituntaskan yakni penganguran, kemiskinan, BPJS, BUMN terancam bangkrut, sehingga jangan sampai mengesampingan yang diprioritas,” sebutnya.

Terakhir, disebutkan Sherly, jika pemindahan ibu kota belum perlu dilakukan karena alasan kondisi keuangan Negara. “Kita tau dan kita sadar bahwa kondisi ekonomi kita tidak baik-baik saja. Utang pak Jokowi sangat banyak. Ini mendekati 1 hari, 1 triliun. Membayar bunga utang saja cukup besar, belum lagi pokoknya. Jadi, belum perlu pemindahan ibu kota,” tuntasnya. [Ham]


Tinggalkan Komentar