telusur.co.id -Tim gabungan Universitas Airlangga (UNAIR) yang terdiri dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan, serta RS UNAIR bersama RSUD dr. Soetomo, Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (Perdatin), Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), serta Ikatan Perawat Ortopedi dan Trauma Indonesia (IPOTI) terus memperluas jangkauan bantuan medis di Kabupaten Aceh Tamiang. Selain membuka posko kesehatan, tim juga mulai melakukan tindakan pembedahan di RSUD Aceh Tamiang setelah fasilitas tersebut lumpuh akibat banjir bandang.
“Tidak hanya pelayanan di posko kesehatan, tetapi kami juga bergerak bersama melakukan inisiasi tindakan di kamar operasi di RSUD Aceh Tamiang,” ujar dr. Airi Mutiar, Sp.An.(K), perwakilan Perdatin yang juga staf dokter RSUD dr. Soetomo dan Fakultas Kedokteran UNAIR.
Setelah ruang operasi dibersihkan dan dinyatakan aman, tim dokter relawan bersama tenaga kesehatan setempat langsung memberikan pelayanan medis. Proses sterilisasi alat dan ruang operasi dilakukan dengan dukungan RSUD Cut Meutia Langsa, termasuk penggunaan alat sinar ultraviolet (UV) guna memastikan seluruh ruangan siap digunakan.
Selain sterilisasi, tim gabungan juga melakukan penataan obat-obatan, persiapan peralatan operasi, serta pembersihan menyeluruh ruang operasi sebelum tindakan medis dilaksanakan.
Operasi perdana dilakukan pada Kamis (11/12/2025) di RSUD Aceh Tamiang pascabanjir. Dua tindakan operasi perawatan luka kotor dan terinfeksi dilakukan oleh dr. Hardian Basuki, Sp.OT.(K), dan dr. Arya, peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Orthopedi Fakultas Kedokteran UNAIR. Prosedur anestesi dilakukan oleh dr. Airi Mutiar, Sp.An.(K), bersama dr. Zulfikar dan dr. Yehezkial Edward dengan teknik anestesi spinal.
Kasus yang ditangani meliputi dua pasien dengan luka infeksi berat pada tungkai akibat komplikasi diabetes melitus. Selain itu, tim medis juga menangani satu pasien dengan nyeri kronis yang memerlukan intervensi berupa penyuntikan obat antinyeri di kamar operasi.
“Hari ini juga ada satu kasus nyeri kronis yang diberikan intervensi suntikan antinyeri di kamar operasi,” kata dr. Hardian Basuki, selaku perwakilan PABOI sekaligus staf RSUD dr. Soetomo dan Fakultas Kedokteran UNAIR.
Langkah ini menandai tahapan pemulihan layanan kesehatan yang semakin progresif di Aceh Tamiang. Kehadiran tim gabungan diharapkan mampu mempercepat pemulihan layanan medis esensial di tengah kondisi pascabencana, seiring meningkatnya kebutuhan tindakan medis lanjutan dari masyarakat terdampak.



