telusur.co.id - Usai serangan jet-jet israel ke sejumlah sasaran di Damaskus kemarin malam, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumbar ancaman kepada kelompok-kelompok perlawanan di Gaza.

Mengutip Jerusalem Post, Netanyahu dalam pidatonya di acara kampanye di Tel Aviv mengaku, israel tidak terburu-buru untuk memulai perang. Namun barangkali konfrontasi militer besar-besaran di Gaza tak bisa dihindari.

PM Rezim Zionis itu lalu memberi penjelasan seputar tewasnya dua anggota Jihad Islam akibat serangan di Damaskus kemarin malam.

“Semalam kami berupaya membunuh pemimpin utama Jihad Islam. Namun dia lolos dari kematian,” ujarnya.

Yang dimaksud Netanyahu adalah Ziyad al-Nakhalah (sekjen Jihad Islam) yang berada di Damaskus. Usai serangan kemarin malam, beberapa media Israel mengklaim al-Nakhalah tewas. Namun kabar itu segera dibantah Jihad Islam.

Menurut laporan Jerusalem Post, menteri perang Rezim Zionis Naftali Bennett juga menanggapi gugurnya dua pejuang Palestina di Suriah tersebut. Bennett sesumbar, Israel tengah bersiap mewujudkan perubahan fundamental dalam situasi Jalur Gaza.

“Semalam kami membunuh sedikitnya enam ‘teroris,’ bukan hanya di Gaza saja. Kami juga memperoleh kemajuan dalam menghantam sumber masalah. Namun saat ini upaya preventif belum terwujud,” ujar Bennett.

Sayap militer Jihad Islam dalam statemennya mengumumkan, dua anggotanya yang gugur akibat serangan Israel adalah Ziyad Ahmad Mansur (23 tahun) dan Salim Ahmad Salim (24 tahun). [Tp]