telusur.co.id, Anggota Komisi XI DPR RI Zulfikar Arse Sadikin menyambut baik pernyataan Presiden Indonesia terpilih, Prabowo Subianto terkait target pertumbuhan ekonomi yang akan diupayakan mencapai 8 persen di masa pemerintahannya. 

Namun demikian, melihat situasi dan kondisi perekonomian nasional dan global, tentunya target tersebut masih terlalu tinggi untuk dicapai. 

"Saya kira target pertumbuhan 8 persen yg di dengungkan oleh Presiden Terpilih Prabowo itu baik, tetapi melihat kondisi perekonomian nasional dan global, kondisi geopolitik di beberapa kawasan, serta adanya pergeseran magnet perekonomian dunia, tentu saja target tersebut masih terlalu tinggi untuk dicapai," kata Zulfikar Arse melalui sambungan Whats apps, Kamis (25/7/2024).

Sebagai perbandingan untuk mencapai pertumbuhan tujuh persen saja, menurut beberapa ahli ekonomi kita membutuhkan investasi mencapai 2000 triliun. 

"Dan uang sebesar itu saat ini, sangat sulit kita dapatkan. Ketimbang mengejar angka pertumbuhan yg terlampau tinggi dan tidak realistis," kata Zulfikar Arse.

Karena itu, Wakil rakyat asal Daerah Pemilihan Jawa Timur III (Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo) itu mengusulkan, lebih baik pemerintahan kedepan itu lebih memperbaiki kualitas pertumbuhan yang ada, yang menjadi masalah di depan mata. 

Sebab, sekarang satu persen pertumbuhan hanya menyerap 100-110 ribu tenaga kerja. Sedangkan di masa Orde baru bisa mencapai 400-500 ribu tenaga kerja.  

"Ini saja tentu bukan hal yang mudah digapai oleh pemerintahan ke depan. Karena di tengah bonus demografi yang dialami. Maka akan semakin besar angkatan kerja yg menjadi pengangguran bila kualitas pertumbuhan kita seperti ini terus," kata Zulfikar Arse.

"Bayangkan saja, kita masih kesulitan untuk menarik investor untuk membangun IKN yg jumlahnya jauh lebih kecil dari angka 2000 triliun tersebut," sambung dia.

Untuk itu, lanjut Politisi Muda Partai Golkar ini, pemerintahan kedepan harus melakukan lompatan dan akselerasi yang luar biasa untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen tersebut.

"Seperti hilirisasi, tidak hanya terfokus kepada nikel saja yang jumlahnya terbatas. Namun juga untuk SDA lainnya. Kemudian ekonomi kelautan yang masih dipandang sebelah mata dan belum di manfaatkan optimal," kata wakil rakyat yang kembali terpilih di periode 2024-2029 ini.

Selain itu, ada juga perkebunan buah tropis yang bisa menjadi komoditi andalan. Rempah-rempah dan hutan tropis sebagai bahan baku obat yang dibutuhkan dunia. 

"Juga industri pariwisata yang ikon-ikon nya bisa menjadi tujuan wisata International bila di pemasaran dan pengelolaannya profesional serta jangan lupa tidak ada negara maju di dunia ini tanpa memiliki industri manufaktur yang kuat, dan kita belum punya itu," ujar dia.