telusur.co.id - Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan, langkah Amerika Serikat (AS) menciptakan hambatan di jalur pasokan obat-obatan, tidak akan mampu mematahkan perlawanan bangsa Iran.

Hal itu disampaikan Rouhani dalam pembicaraan dengan Gubernur Bank Sentra Iran Abdolnaser Hemmati di Tehran, dilansir dari Parstoday, Jumat (9/10/20).

"Tindakan pemerintah AS merupakan upaya propaganda-politik untuk kepentingan internalnya," ujar Rouhani.

Menurutnya, tindakan dan perilaku sia-sia Amerika adalah kelanjutan dari kesalahan strategis Donald Trump yang meninggalkan perjanjian nuklir JCPOA.

"Pemerintah AS lewat analisa yang keliru, percaya bahwa sanksi akan mematahkan perlawanan rakyat dan membuat bangsa Iran dalam masalah, tetapi perjalanan waktu membuktikan bahwa analisa itu benar-benar jauh dari kenyataan dan tidak afektif," tambahnya.

Departemen Keuangan AS pada Kamis kemarin, menjatuhkan sanksi terhadap 18 bank dan lembaga keuangan Iran.

AS, lanjut Rouhani, selalu menghadapi kegagalan setiap kali mengulangi kesalahan strategis tersebut dan contoh terbaru adalah ketika mereka mengaktifkan mekanisme Snapback.

Dia menuturkan semua negara memandang bahwa tindakan AS ini benar-benar bertentangan dengan hukum dan aturan internasional, dan tindakan yang diambil di tengah pandemi Corona ini sepenuhnya melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Orang-orang yang mengaku membela HAM di dunia harus mengecam langkah ini.

Sementara itu, Gubernur Bank Sentral Iran mengatakan pemerintah AS dengan bermacam alasan, menciptakan hambatan serius dalam transfer valuta asing untuk membeli makanan dan obat-otaban, tapi tidak ada kekurangan berkat upaya Bank Sentral, bank-bank lain, dan para pebisnis Iran melalui cara-cara khusus. [Tp]