telusur.co.id - Silaturahmi Aspirasi dengan Pengamat Ekonomi, Politik dan Islam, Dr. H. Ichsanuddin Noorsy, B.Sc., S.H., M.Sc. pada Jum'at (12/7/202) malam di markas tokoh yang genial ini di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, berlangsung gayeng diawali makan bersama hingga paparan materi yang serius dan ditutup dengan senam sehat untuk mengatasi masalah penyakit yang mendera kaum lanjut usia.

Konfigurasi politik khususnya mengenai umat Islam yang acap dipersekusi atau seperti Anti Islamophobia yang telah menjadi resolusi PBB pada 15 Maret 2022 dan sedang gigih  diperjuangkan oleh aspirasi emak-emak yang dikomando Wati Salam beserta kawan-kawannya, menjadi topik pembicaraan yang hangat, meski Ichsanuddin Noorsy sendiri mengurai dalam perspektif  historis tentang Anti Islamophobia yang pernah muncul di berbagai negara, sejak Perang Dunia Kedua usai.

Artinya, gerakan Islamophobia itu merupakan bagian dari episode berikutnya dari peperangan yang sesungguhnya. Dampak terusannya bagi Indonesia sebagai negara penganut Islam terbesar di dunia, justru lebih dahsyat, utama dalam ikut memperparah kondisi ekonomi Indonesia yang semakin memburuk dan sangat mengkhawatirkan, lebih parah dari kondisi Indonesia pra reformasi tahun 1998 seperti yang ditandai dengan meroketnya nilai mata uang dunia yang juga menjadi sesembahan sejumlah negara, kecuali Eropa sekarang yang mampu keluar dari jebakan nilai dolar.

Forum kajian bersama yang disepakati jadi acara pengajian setiap dua minggu sehabis ba'da Jum'atan ini akan berlangsung rutin dengan berbagai topik yang paling dianggap krusial yang harus dihadapi oleh segenap anak bangsa hari ini, akibat masalah kemarin yang akan sanfat menentukan hari esok lebih baik, atau semakin memburuk.

Setidaknya, kata alumnus doktor ekonomi Unair ini, konfigurasi dari eksistensi umat Islam di Indonesia bisa memburuk atau stagnan, tak mampu membuat gerakan yang berarti untuk kemaslahatan umat. Karena itu, kiatnya serius untuk dilakukan perlu dirumuskan bersama agar dapat melahirkan gerakan bersama yang kompak, tidak terpecah seperti yang sedang dan terus dilakukan oleh  berbagai pihak.

Usai dialog menjelang sholat Isya', Ichsanuddin Noorsy berkenan memberi bonus cara senam sehat yang Islami, utamanya untuk melakukan terapi sendiri terhadap penderita yang mengalami terjepitnya urat syarat. Pemberian bonus senam sehat Islami ini, diinisiasi oleh Jatiningsih sebagai penderita, sehingga tidak perlu menempuh operasi untuk mendapatkan pemulihan kesehatan yang biasa dialami oleh mereka yang terbilang sudah lanjut usia. (ari)

*Source Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa, Jacob Ereste.