telusur.co.id - Berbicara perihal mafia bola yang melakukan praktik pengaturan skor serta judi bola, Jurnalis Najwa Shihab menganggap bahwa PSSI sebelum era kepemimpinan Erick Thohir sangat menutup diri dan acuh terhadap kasus tersebut.

Jurnalis yang karib disapa Nana itu pun bercerita saat ia bersama sejumlah media nasional membentuk konsorsium untuk melakukan investigasi mafia bola. Namun, kata dia, hal itu tak mendapat respons baik dari PSSI.

"Yang dulu federasinya (PSSI) menutup diri, dan menganggap ini urusan football family. Dulu PSSI, kalau dilaporin kasus, tendensinya malah yang melaporkan, dilaporin balik," kata Nana di Menara Reksadan, Jakarta Pusat, dikutip Kamis (21/9/23).

Nana berujar, meskipun pada saat itu dia bersama rekan timnya berhasil ditindaklanjuti oleh pihak kepolisian, namun PSSI masih enggan merespons, seolah menutup diri.

"Ketika itu ada 7-8 (oknum) yang akhirnya diproses hukum dengan beragam kasus yang memang waktu itu menjerat. Jadi pembedanya waktu itu adalah ketika kerja bersama itu ditindaklanjuti langsung oleh negara, tapi ketika itu kendalanya federasi masih menutup diri," ungkap dia.

Lantas, Nana pun berharap setelah dibentuknya Satuan Tugas (Satgas) Anti-Mafia Bola ini diharapkan dapat berkolaborasi dengan PSSI. Menurutnya, penting adanya sinkronisasi antara negara dan federasi dalam memberantas mafia sepakbola.

"Saya harap sekarang berubah, berbeda situasinya. Jadi bukan hanya setelah ada peran lebih jauh dari alat negara, tapi ada federasi yang membuka diri sama-sama melihat apa problem yang ada dan membenahi itu bukan hanya karena dorongan dari luar, tapi juga niat dan dorongan dari dalam," ujar Nana.

"Menurut saya, selama ini kendalanya di situ," pungkasnya. [Fhr]