SMPN 02 Karang Bahagia Ambruk, Ketua DPRD: Tamparan Keras untuk Bupati Bekasi - Telusur

SMPN 02 Karang Bahagia Ambruk, Ketua DPRD: Tamparan Keras untuk Bupati Bekasi

Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Aria Dwi Nugraha.

telusur.co.id - Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Aria Dwi Nugraha menegaskan, peristiwa ambruknya atap bangunan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 02 Karang Bahagia merupakan tamparan keras untuk Bupati Bekasi, Eka Supria Atmaja.

“Kita harusnya malu dengan masyarakat, malu dengan adik-adik kita yang sekolah, juga malu pada dunia pendidikan. Ambruknya atap sekolah itu tamparan keras untuk Bupati Bekasi,” katanya kepada telusur.co.id, di ruang kerjanya, Rabu (20/11/19).

Dikatakan Aria Dwi Nugraha, Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi dan Dinas PUPR harus bisa menjawab pertanyaan masyarakat terkait hal tersebut.

Politisi Partai Gerindra ini mengaku, sudah memerintahkan Komisi III DPRD untuk melakukan inspeksi mendadak atau sidak ke semua sekolah dan menginventarisasi bangunan yang menghawatirkan.

“Sebagai wakil rakyat, saya malu dengan adik-adik kita yang masih sekolah. Saya sedih melihat kondisi begitu. Saya sudah perintahkan Komisi III DPRD untuk sidak ke semua sekolah dan lakukan inventarisasi bangunan yang dianggap menghawatirkan,” katanya.

Untuk masa mendatang, Aria Dwi Nugraha minta agar pembangunan sekolah wajib dilakukan pengawasan yang ketat sebagai komitmen membangun dunia pendidikan di Kabupaten Bekasi.

“Kedepannya wajib diawasi ketat pembangunan gedung sekolah. Kualitasnya harus benar-benar diawasi bersama. Itu sebagai bentuk tanggungjawab kami membangun dunia pendidikan,” katanya.

Seperti diberitakan, atap ruang kelas yang ambruk kembali ditemukan di Kabupaten Bekasi. Kali ini, satu ruang kelas di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 02 Karang Bahagia terpaksa tidak digunakan. Sejak Agustus lalu, atap ruang kelas ambruk. Para siswa pun terpaksa “mengungsi” di ruangan laboratorium.

“Kita masih ingat, Agustus tanggal 4 atapnya tiba-tiba ambruk. Untungnya tidak ada siswa yang kena,” kata Dedi Setiadai, salah seorang staf tata usaha SMPN 02 Karang Bahagia.

Ruang kelas yang ambruk itu digunakan sebagai ruang belajar reguler. Sebelum rubuh, kondisi ruang kelas memang telah memprihatikan. Rangka penyangga atap yang terbuat dari kayu itu sudah mulai lapuk. Lantaran tidak ada kelas yang tersisa, ruang itu pun terpaksa digunakan.

Diungkapkan Dedi, saat kejadian, tidak ada siswa yang berada di dalam kelas. Ketika itu, atap ambruk saat jam istirahat. “Ya memang bangunan lapuk temakan usia, kemudian sempat ada sedikit gempa dan juga beberapa kali diterpa angin. Kebetulan memang tidak diisi, anak-anak sudah diamankan,” katanya.

Ruang kelas yang rusak berada pada salah satu sisi kelas. Ruang kelas itu berdiri paling kanan di antara empat kelas yang berjajar. Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, tidak hanya atap yang ambruk, namun beberapa sisi dinding pun terlihat retak.

Menurut Dedi, kondisi ini telah dilaporkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi. Namun, sejauh ini tidak ada tindakan berarti dari pihak dinas. Padahal, seharusnya ada tindakan sementara agar ruang kelas dimanfaatkan kemudian peristiwa atapnya kelas tidak terjadi di kelas lainnya. “(Dinas) bilangnya katanya secepatnya (diperbaiki),” ucapnya.

Kondisi ini  terjadi juga di tiga ruang kelas di samping kiri ruangan yang ambruk. Meski masih digunakan, ketiga ruang kelas itu tidak bisa dikatakan layak. Atap kayu terlihat lapuk di beberapa sisi. Kemudian plafon pun hancur di beberapa sisi di sepanjang lorong kelas.

Dedi mengatakan, sekolah seluruhnya memiliki 14 ruang kelas. Namun, mayoritasnya di antaranya rusak, baik ringan maupun berat. Tercatat hanya ada empat ruang kelas yang terbilang layak lantaran baru direhab total. Sedangkan 10 ruang kelas sisanya rusak, termasuk satu kelas yang ambruk.

Lebih lanjut diungkapkan Dedi, seharusnya ada perbaikan menyeluruh dari sepuluh ruang kelas tersebut. Selain itu, dia berharap ada penambahan ruang kelas baru lantaran banyak calon siswa yang tidak tertampung karena keterbatasan ruang.

“Karena yang bisa terpakai layak cuma empat ruangan. Harusnya ditambah rombel. Ke depan kami mampu menambah ruang kelas,” ucap dia yang mengatakan, sekolah dihuni 527 siswa.[Sbk]

 

Laporan Sonson Syaepullah/Dudun Hamidullah


Tinggalkan Komentar