telusur.co.id - Rezim Israel melancarkan agresi yang bersandi “Fajar” ke Gaza pad 5 Agustus lalu. Jihad Islam membalas agresi itu dengan operasi yang disebut “Wahdah al-Sahat”. Pertempuran ini berlangsung 3 hari hingga akhirnya berujung kepada gencatan senjata, setelah tarik ulur cukup lama dengan mediasi Mesir.

Menurut situs al-Mayadeen, Israel tidak melibatkan kapal-kapal tempurnya dalam perang tersebut. Tak satu pun dari kapal-kapal tempur Israel yang dilaporkan mendekati pantai Gaza.

Sumber-sumber al-Mayadeen menyatakan, ini pertanda bahwa Israel dalam perang terbaru kemarin khawatir jika sayap militer Jihad Islam, Brigade al-Quds, memiliki rudal-rudal pantai ke laut.

Sehubungan dengan ini, sumber-sumber Jihad Islam dalam wawancara dengan al-Mayadeen tidak membenarkan atau membantah keberadaan rudal-rudal semacam ini. Namun mereka menegaskan, tidak diragukan bahwa Jihad Islam memiliki senjata-senjata yang bisa mengacaukan perimbangan Israel.

Terkait dengan Perang 3 Hari, media-media Israel melaporkan bahwa Tel Aviv sudah cukup kewalahan menghadapi satu faksi perlawanan, yaitu Jihad Islam. Mereka mempertanyakan, lalu bagaimana jika Israel harus melawan Jihad Islam, Hamas, dan Hizbullah sekaligus?

Mantan Wakil Komandan Batalion Gaza, Nitzal Nuriel dalam wawancara dengan radio Israel 104.5 FM menyatakan, ”Kemampuan Hamas ratusan kali dan Hizbullah ribuan kali lipat melebihi kemampuan Jihad Islam.”

“Bayangkan apa yang akan terjadi dalam sebuah pertempuran habis-habisan yang membuka beberapa front sekaligus. Ini adalah lonceng peringatan bagi siapa pun yang percaya bahwa lubang-lubang perlindungan dari front domestik akan tertutupi dengan sendirinya,” kata Nuriel. [Tp]