telusur.co.id - Juru bicara Angkatan Bersenjata Iran Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi, menanggapi statemen Presiden Amerika Serikat soal penggunaan kekerasan terhadap Iran. Menurutnya, mereka mengetahui dengan baik akan menerima balasan atas penggunaan kata kekerasan terhadap Iran.

"Statemen Presiden AS dan Perdana Menteri putus asa Rezim Zionis yang memakai kata 'menggunakan kekerasan' harus dimasukan ke dalam kerangka perang psikologis, ilusi dan mengantuk, sebagaimana kebiasaan mereka," katanya, seperti dilaporkan Parstoday, Sabtu (16/7/22).

"Republik Islam Iran menyarankan Presiden AS dan PM Rezim Zionis untuk mengingat kembali peristiwa-peristiwa di masa lalu termasuk pendudukan sarang mata-mata AS di Tehran, penguburan pasukan AS di gurun Tabas, kekalahan telak AS dalam perang delapan tahun terhadap Iran, pasukan AS melarikan diri dari Afghanistan, hancurnya pangkalan militer AS, Ain Al Assad, penembakan jatuh pesawat mata-mata tercanggih AS di Teluk Persia, dan kekalahan memalukan pengerahan kelompok teroris Daesh di Irak dan Suriah," sambungnya.

Brigjen Shekarchi menegaskan, AS dan Israel mengetahui dengan baik akan menerima pembalasan atas pemakaian kata 'menggunakan kekerasan' terhadap Iran.

"Oleh karena itu alangkah baiknya jika mereka mengawasi situasi kawasan dan dunia dengan benar, dan mengingat masa lalu sehingga bisa menganalisa masa depan," tandasnya. [Tp]