Tim Pertahanan Sipil Gaza Temukan 51 Jenazah, Korban Terus Bertambah Meski Gencatan Senjata Berlaku - Telusur

Tim Pertahanan Sipil Gaza Temukan 51 Jenazah, Korban Terus Bertambah Meski Gencatan Senjata Berlaku

Sumber foto:almayadeen

telusur.co.id - Tim Pertahanan Sipil di Jalur Gaza mengumumkan pada Rabu (13/11/2025) bahwa mereka telah menemukan 51 jenazah di halaman Klinik Sheikh Radwan, bagian barat Kota Gaza. Penemuan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengevakuasi jenazah yang terkubur secara tergesa-gesa selama agresi Israel yang berlangsung selama berbulan-bulan.

Menurut Pertahanan Sipil, tim penyelamat terus bekerja di lokasi kejadian dan sekitarnya untuk menemukan lebih banyak jenazah yang terkubur di bawah reruntuhan atau di kuburan darurat, yang banyak ditemukan selama puncak perang. Badan tersebut juga mengonfirmasi bahwa para korban ini adalah bagian dari mereka yang tewas selama kampanye penghancuran genosida yang dilakukan oleh pendudukan Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza juga melaporkan bahwa dalam 24 jam terakhir, tiga orang telah tewas dan empat lainnya terluka, yang dibawa ke rumah sakit setempat. Namun, tim Pertahanan Sipil memperingatkan bahwa jumlah korban sebenarnya lebih tinggi karena banyak jenazah yang masih terperangkap di reruntuhan atau berada di daerah yang sulit dijangkau akibat kekurangan peralatan dan bahan bakar.

Dengan temuan baru ini, jumlah total korban tewas di Gaza sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 69.185 orang, sementara lebih dari 170.698 orang terluka. Meskipun gencatan senjata diumumkan pada 11 Oktober, pelanggaran terhadap perjanjian tersebut terus berlanjut, dengan setidaknya 245 orang tewas dan lebih dari 627 terluka sejak gencatan senjata diberlakukan. Pertahanan Sipil melaporkan bahwa sejak gencatan senjata dimulai, setidaknya 532 jenazah telah ditemukan dari berbagai wilayah di Gaza.

Gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Mesir, Qatar, dan Turki seharusnya menangguhkan semua operasi militer, termasuk pemboman dan serangan artileri. Namun, analisis dan laporan terbaru mengindikasikan bahwa penghancuran infrastruktur sipil oleh pasukan Israel masih terus berlanjut, melanggar kesepakatan yang seharusnya mengakhiri kekerasan.

Menurut laporan BBC yang diterbitkan pada hari Selasa, Israel telah menghancurkan lebih dari 1.500 bangunan di beberapa wilayah Gaza yang masih berada di bawah kendali mereka, meskipun gencatan senjata sudah diumumkan pada 10 Oktober. Citra satelit yang ditinjau oleh BBC Verify menunjukkan bahwa seluruh permukiman telah rata dengan tanah dalam waktu kurang dari sebulan, akibat pembongkaran yang disengaja oleh pasukan Israel.

Seorang juru bicara militer Israel mengklaim bahwa mereka bertindak "sesuai dengan kerangka gencatan senjata." Namun, banyak analis hak asasi manusia menganggap penghancuran besar-besaran tersebut sebagai pelanggaran serius terhadap gencatan senjata, yang seharusnya mencegah aksi militer lebih lanjut.

Badan-badan kemanusiaan telah berulang kali memperingatkan bahwa meskipun ada gencatan senjata, bantuan kemanusiaan yang mencapai Gaza sangat terbatas. Truk bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza sangat sedikit, dan wilayah utara Gaza masih terputus. Ribuan keluarga pengungsi terus tinggal di tenda-tenda yang penuh sesak atau tempat penampungan sementara dengan makanan, obat-obatan, dan air bersih yang sangat terbatas.

Dr. HA Hellyer, seorang pakar hukum internasional, mengingatkan bahwa tindakan ini jelas melanggar ketentuan gencatan senjata. Ia mengatakan, "Pemerintah AS dan sekutu-sekutunya enggan mengakui pelanggaran tersebut, meskipun kenyataannya kekerasan terus berlangsung tanpa henti."

Profesor Adil Haque dari Universitas Rutgers menambahkan bahwa penghancuran massal properti sipil selama gencatan senjata adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan oleh operasi militer.

Kondisi di Gaza semakin memburuk, dengan jumlah korban jiwa yang terus meningkat, infrastruktur sipil yang hancur, dan akses bantuan yang sangat terbatas. Meskipun gencatan senjata telah diumumkan, kekerasan terus berlanjut, dan penghancuran properti serta kehilangan nyawa semakin meningkat. Situasi ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi oleh masyarakat Gaza, yang terperangkap dalam konflik yang tak kunjung berakhir.

 

Sumber: almayadeen
 


Tinggalkan Komentar