Wujudkan Ketahanan Pangan, RQV Luncurkan Program Wakaf Ketahanan Pangan Santri - Telusur

Wujudkan Ketahanan Pangan, RQV Luncurkan Program Wakaf Ketahanan Pangan Santri


telusur.co.id - Badan Wakaf RQV Foundation resmi meluncurkan program Wakaf Ketahanan Pangan Santri, sebagai upaya mendukung kemandirian pangan bagi pesantren di Indonesia. Program ini merupakan inisiatif wakaf produktif yang bertujuan menciptakan sistem pangan berkelanjutan bagi para santri dan pesantren.  

"Program ini hadir sebagai solusi untuk mengatasi tantangan ketersediaan pangan di lingkungan pesantren, yang selama ini masih bergantung pada donasi dan bantuan harian," kata Penanggung jawab program Wakaf Ketahanan Pangan Santri, Fania Vivi Hikmawati, Sabtu (29/3/25).

Fania mengatakan, dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian dan peternakan berbasis wakaf, para santri diharapkan memiliki akses terhadap pangan yang cukup, sehat, dan berkelanjutan. 

"Kemandirian ini akan memungkinkan mereka untuk lebih fokus dalam menimba ilmu tanpa terkendala oleh keterbatasan kebutuhan pokok," ucapnya.

Bagi Fania, program ini merupakan langkah strategis dalam memperkuat ekosistem pertanian dan peternakan berbasis wakaf. Dengan adanya sistem pangan mandiri, pesantren dapat berkontribusi dalam program nasional Food Estate serta upaya pemerintah dalam mengurangi angka stunting dan gizi buruk di kalangan generasi muda. 

Selain itu, program ini juga menjadi bagian dari pengembangan ekonomi syariah, yang tidak hanya membantu pesantren menjadi mandiri tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Dalam implementasinya, program ini akan melibatkan berbagai kegiatan utama yang mencakup penghimpunan wakaf pangan dari masyarakat, pengelolaan aset wakaf produktif untuk pertanian dan peternakan, distribusi hasil pangan ke pesantren penerima manfaat, serta pelatihan santri dalam bidang agribisnis, peternakan, dan wirausaha pangan. Dan, sistem monitoring dan evaluasi juga diterapkan guna memastikan keberlanjutan serta dampak jangka panjang dari program ini.

Sebagai tahap awal, program ini akan dimulai di wilayah Desa Cibalung, Kampung Bantar Panjang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, sebelum nantinya diperluas ke berbagai daerah di Indonesia, " tuturnya. 

Adapun penerima manfaat dari program ini mencakup enam zona utama dengan estimasi jumlah penerima manfaat yaitu Bantarpanjang 300, Maseng 480, Babakan 252, Bojong Kopi 375, Pangerasan 325, dan Bojong Menteng 320. 

Menurut Fania, pengembangan ini akan bergantung pada partisipasi aktif masyarakat dan besarnya dukungan wakaf yang terhimpun.

Ia bersyukur, program Wakaf Ketahanan Pangan Santri mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, seperti Kementerian Agama, Kementerian Pertanian, dan Badan Wakaf Indonesia (BWI). Selain itu, program ini juga menandai kolaborasi perdana dengan Lembaga SAT, yang turut serta dalam mewujudkan kemandirian pesantren melalui sistem pangan yang berkelanjutan. Berbagai lembaga filantropi dan mitra strategis, baik dari dalam 

maupun luar negeri, turut berkolaborasi dalam program ini.

Peluncuran program ini menandai awal dari sebuah gerakan besar dalam membangun ketahanan pangan bagi pesantren di Indonesia. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat, program ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang yang tidak hanya membantu pesantren tetapi juga memberikan manfaat bagi ekonomi umat secara keseluruhan.

Lebih lanjut, ia berharap masyarakat berpartisipasi dalam program ini dengan berbagai cara. Mulai dari berwakaf dalam bentuk dana atau aset produktif, menjadi relawan dalam edukasi ketahanan pangan, hingga menyebarkan informasi agar semakin banyak pihak yang terlibat. 

"Dengan kolaborasi yang erat antara berbagai elemen, program ini dapat berkembang lebih luas dan memberikan manfaat nyata bagi pesantren di seluruh Indonesia, " tukasnya [Nug] 


Tinggalkan Komentar