telusur.co.id - Pemaparan Menteri ESDM Arifin Tasrif mengenai progres kegiatan paket strategis 2023 yaitu, dari 531 paket kegiatan strategis/Rp3.104, 4 miliar, 126 paket (Rp524, 7 miliar) dilaksanakan dengan mekanisme tender/seleksi, dan 405 paket non tender (Rp2. 582, 7 miliar), menjadi pertanyaan bagi Komisi VII DPR.
Dalam paket itu, dijelaskan bahwa sebanyak 513 paket telah berkontrak yaitu 125 paket tender (Rp524,0 miliar), dan 388 paket non tender (Rp2.249, 2 miliar).
"Kami tetap berkomitmen menyelesaikan yang belum tender dan belum berkontrak (belum tender 1 paket/Rp0,7 miliar, belum kontrak 17 paket/Rp333, 5 miliar)," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (21/11/23).
Terkait itu, anggota Komisi VII DPR Fraksi Demokrat Hendrik Halomoan Sitompul mempertanyakan kegiatan atau program apa saja yang ada di dalam paket-paket tersebut. Dan, kenapa ada paket yang non tender sebanyak itu.
"Paket kegiatan strategis tender dan non tender, kami mohon penjelasan yang non tender ini. Ini kegiatan apa? Kebijakan apa? kenapa dilakukan non tender? Soalnya banyak juga ini. Lumayan ini ada 405 paket (non tender). Pasti ada mitranya. Terus kenapa mitra ini. Pasti ada penjelasannya," kata Hendrik.
Menjawab pertanyaan itu, Arifin Tasrif menjelaskan bahwa paket-paket itu masuk dalam program e-katalog. Karena, dengan program e-katalog, paket-paket tersebut cepat dieksekusi. Namun, Arifin tidak menjelaskan secara rinci kegiatan apa saja yang dilakukan melalui paket-paket tersebut.
"Tadi terkait pertanyaan tender non tender. Kita memag ada program e-katalog. Dengan program ini bisa lebih cepat dari prosedur- prosedur sebelumnya yang harus melalui pemilihan beberapa sumber-sumber vendor yang berkompetisi. Karena dengan e-katalog ini bisa mempunyai standar dan bisa langsung memesan barangnya. Dan kemudian juga ada program swakelola, " jawab Arifin singkat. [Fhr]