Akhirnya, Sistem Komunikasi Kabel Laut JaSuKa Telkom Kembali Normal - Telusur

Akhirnya, Sistem Komunikasi Kabel Laut JaSuKa Telkom Kembali Normal

Logo Telkom. Foto: Lifepal.co.id

telusur.co.id - Emiten telekomunkasi, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) memastikan, sistem komunikasi kabel laut Jawa-Sumatera-Kalimantan (JaSuka) milik perseroan yang sebelumnya mengalami gangguan, kini sudah kembali normal.

Gangguan ini terjadi sejak Senin (4/10/21) kemarin. Sehari sebelumnya penyambungan kabel yang sempat terputus pada ruas Batam-Pontianak, juga sudah selesai.

Kabel laut ini membentang sepanjang 10.860 km dengan 17 titik pendaratan (landing points) di Bandar Lampung, Batam, Baturaja, Dumai, Jakarta, Jambi, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Rantau Parapat, Sibolga Tanjung Pakis, Tanjung Pandan, Teping Tinggi, dan Bandar Bukti Tinggi, Sumatera Barat.

Kabel laut tersebut merupakan salah satu yang terpanjang di dunia. Jaringannya terdiri dari empat kanal 40G dengan kapasitas daya tampung hingga 16 kali lipat dari jalur konvensional.

Selain itu, pengembangan jalur Jawa-Sumatera-Kalimantan, merupakan bagian dari Indonesia Digital Network. Program itu menargetkan 90% wilayah kota dan kabupaten di Indonesia terkoneksi broadband.

"Saat ini kabel laut Jasuka sudah kembali pulih dan melayani trafik telekomunikasi dengan normal sehingga pelanggan dapat merasakan kembali pengalaman digital terbaik dari beragam layanan TelkomGroup," kata Pujo Pramono, dalam keterangan resminya, Selasa (5/10/21).

Pujo menyatakan, Telkom akan terus melakukan monitoring trafik dan layanan guna memastikan kualitas layanan yang dirasakan pelanggan tetap prima. 

"Kenyamanan pelanggan merupakan prioritas kami sehingga kami akan terus memastikan keandalan kualitas infrastruktur, jaringan dan layanan," ungkapnya.

Sebagai informasi, sistem komunikasi kabel laut JaSuKa ruas Batam - Pontianak sempat mengalami gangguan. Telkom Grup melakukan upaya yang dilakukan antara lain dengan peningkatan kapasitas jaringan melalui pengaktifan jalur back-up dan alternatif khususnya untuk jalur komunikasi ke wilayah tertentu seperti Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.[Tp]

Laporan: Muhammad Syahrul Ramadhan


Tinggalkan Komentar