Aksi Simbolik KM ITS Soroti Krisis Demokrasi di Indonesia - Telusur

Aksi Simbolik KM ITS Soroti Krisis Demokrasi di Indonesia

Mahasiswa KM ITS menggelar aksi simbolik ‘Krisis Demokrasi Indonesia’ di Lingkar Perpustakaan ITS, Surabaya

telusur.co.id - Lingkar Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dipenuhi oleh ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Keluarga Mahasiswa (KM) ITS. Mereka menggelar aksi simbolik bertajuk “Krisis Demokrasi Indonesia” sebagai bentuk solidaritas atas gugurnya sejumlah warga sipil dalam gelombang aksi demonstrasi di berbagai daerah beberapa waktu terakhir.

Melalui aksi yang digagas oleh Kementerian Aksi dan Propaganda Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) ITS ini, bertujuan menunjukkan kepedulian sekaligus membuka ruang refleksi atas kondisi demokrasi tanah air yang dinilai kian tergerus substansinya. Minimnya langkah konkret pemerintah dalam merespons tragedi tersebut mempertegas urgensi gerakan moral mahasiswa untuk terus menyuarakan keadilan.

Presiden BEM ITS, Jinan Elvaretta Aqillah Setyabudi menyatakan bahwa, kegiatan ini tidak sekadar simbol, tetapi juga ruang refleksi mendalam mengenai kondisi demokrasi Indonesia yang kian memprihatinkan.

“Meskipun mustahil untuk didengar oleh pemerintahan, tapi ini adalah pantikan yang baik untuk menyasar awareness mahasiswa dan nantinya bisa kembali menyuarakan bersama-sama,” tegasnya. Senin, (08/9/2025) malam.

Selain menyampaikan orasi, kata Jinan, peserta aksi juga diajak untuk mengheningkan cipta sebagai bentuk penghormatan terhadap korban yang meninggal dunia.

Meski persiapan berlangsung singkat dan publikasi kegiatan baru dilakukan di hari pelaksanaan, antusiasme mahasiswa tidak berkurang. Banyak peserta menilai aksi ini penting untuk meningkatkan kesadaran kolektif mengenai kondisi demokrasi dan peran mahasiswa sebagai penggerak perubahan sosial-politik.

“BEM ITS berharap melalui aksi ini kepekaan mahasiswa terhadap isu-isu nasional semakin meningkat, serta menjadi langkah awal untuk memantik keterlibatan lebih aktif dalam gerakan sosial-politik berikutnya,” tutup Presma Jinan. (ari)


Tinggalkan Komentar