telusur.co.id - 25 tahun Reformasi semakin jauh dari harapan,Negara Demokrasi kembali dibajak para oligarki , akhir jabatan presiden Jokowi sangat brutal dan tanpa malu merobek sendi sendi benergara dan menghancurkan demokrasi.
"Dengan lincah lidahnya ,kata kata manis yang berakhir pahit dari sebuah komitmen,intergitas pemimpin yang seharusnya bisa dipegang ,hanya lipsing untuk memenuhi hasrat kekuasan dinastinya," kata
Irwansyah Iing aktivis 98 pro demokrasi, dalam keterangannya, Sabtu (27/1/2024).
Menurut Ing, dari putusan MK penuh kebusukan dimana Iparnya dan paman anaknya sebagai ketua MK, agar ponakan dipaksakan untuk bisa mengikuti kandidat cawapres dari segi umur dengan putusan Inkontisional," tambahnya.
Beberapa hari kembali kita dipertontonkan mendengarkan sikap tak netralnya, terkait presiden bisa berkampanye. Tata Negara kita rusak dengan hal itu. Semua sudah paham atau tak heran, seorang bapak pasti akan membela anaknya, dalam diam kita .
"Masalahnya ini pemimpin bangsa yang bicara seorang presiden sebuah negara. Saya berpendapat terhadap pemilu kali ini mungkin ini terburuk dari yang buruk. Dan kita harapkan agar orang orang terdidik mampu punya sikap mengembalikan tatanan negara kita,demokrasi kita, agar kembali pada relnya," harapnya.
Khususnya para Menteri yang memiliki integritas dan intelektual dalam keilmuannya serta sudah men didikasi dirinya untuk diberikan kepada negara untuk agar lebih baik, punya sikap , baiknya Mundur dari kabinet sekarang.
"Karena semua tercatat dalam sejarah bangsa,segala hal baik dan busuknya. Jangan diam negara demokrasi dalam bahaya," tutupnya. (fie)