Telusur.co.id - Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra, Sodik Mudjahid mendukung pembangunan gedung baru DPR senilai Rp 5,7 Triliun. Menurut dia, ruangan anggota DPR kurang layak karena terlalu sempit.
Bahkan, Sodik membandingkan ruangan kepala desa lebih bagus daripada ruangan anggota dewan. “Coba datang ke ruang anggota DPR, ruangan kerja nya kalah sama ruang kepala desa di DKI Jakarta, kalah sama ruang camat di Jawa,” keluh Sodik kepada wartawan di Gedung DPR. Kamis, (26/10).
Ketika semua staf berada di dalam ruangan, suasana menjadi pengap. Staf juga berdesakan sehingga sebagian ada yang berada di luar ruangan.
Belum lagi, ketika hendak menunaikan sholat di mushala juga berdesakan. Yang membuat lebih tidak nyaman adalah ketika ingin buang hajat. “WC di luar gabungan dengan tamu dan staf.”
Sama dengan ruangan anggota, pun ruangan pimpinan Komisi juga sempit sehingga staf berdesakan. Jika berdesakan maka kerja juga kurang nyaman.
“Kalau kami kunjungan ke kantor mitra kami di eksekutif, ruang pimpinan komisi kalah oleh ruang kepala bagian. Itukah gambaran ruang kerja anggota dan pimpinan DPR, sehingga wajar jika ada perbaikan,” harapnya.
Diapun mengharapkan agar semua pihak ikut serta dalam proses pengawasan terhadap pembangunan gedung baru DPR. “Saya ajak masyarakat untuk tinjau langsung ke ruanngan kerja anggota dan pimpinam. Jangan lihat riang sidang saja,” tandasnya.
Seperti diketahui, rapat paripurna pengambilan keputusan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 resmi disetujui menjadi Undang-Undang, Rabu (25/10/2017).
Salah satu mata anggaran didalamnya adalah menyetujui proyek pembangunan Gedung DPR di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta.
Badan Urusan Rumah Tangga DPR mengajukan anggaran sebesar Rp5,7 triliun untuk operasional DPR tahun anggaran 2018.
Anggaran itu dirincikan dengan Satuan Kerja Dewan sebesar Rp4 triliun dan Rp1,7 triliun untuk Kesekretariatan DPR. Dari Rp 1,7 triliun itu, sebesar Rp500 miliar untuk pembangunan gedung baru. l red-4 l