telusur.co.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan bersama saudaranya, Abdillah Baswedan menulis pesan kepada murid dan mahasiswa yang diajar oleh ibunya, Aliyah Alganis Rasyid Baswedan. Anies mengundang kepada para murid jbunya untuk memberikan doa dan berbagi kisah untuk Ibundanya yang tahun 2020 ini memasuki usia 80 tahun.
Berikut isi pesan yang ditulis Anies dan Abdillah tersebut:
Kepada
Para Murid & Mahasiswa dari Prof. Dr. Aliyah Alganis Rasyid Baswedan.
Di manapun berada.
Assalamu’alaikum wr wb
Semoga ibu, bapak dan saudara-saudara sekalian, para murid dan mahasiswa Ibu Aliyah dalam keadaan sehat wal afiat.
Kami, Anies dan Abdillah, putra dari Ibu Aliyah mengirimkan pesan ini hendak mengundang untuk memberikan doa dan berbagi kisah untuk Ibunda yang tahun 2020 ini memasuki usia 80 tahun.
Ibunda masih tetap berkegiatan, baik mengajar maupun mengelola beasiswa dan kegiatan sosial lainnya di Yogyakarta. Tentu tidak seperti dulu yang biasa ke kampus naik motor atau menyetir mobil sendiri. Kini ibu lebih terbatas mobilitasnya.
Ibu masih tetap tinggal di rumah kami, di Gang Grompol, di Jalan Kaliurang, Yogyakarta. Rumah di mana sebagian mahasiswanya dulu menjalani bimbingan skripsi di teras rumah. Seperti juga para mahasiswa yang dibimbing oleh almarhum Ayahanda, yang sama-sama dosen. Teras rumah kami jadi tempat bimbingan skripsi, karena dosen di masa itu belum punya ruangan kerja sendiri di kampusnya.
Ibunda kami dilahirkan pada 20 Maret 1940 di sebuah kampung bernama Cipicung, di Kab.Kuningan. Daerah dingin, tenang dan meneduhkan di kaki Gunung Ciremai.
Sedikit cerita, saat Kakek mengirimkan anak perempuannya meneruskan sekolah SMA di Cirebon, karena di Kuningan belum ada SMA, keputusan itu jadi pergunjingan. Di tahun 1956, umumnya anak perempuan di kampung pergi meninggalkan rumah dan keluarganya karena menikah, bukan untuk sekolah. Ibunda adalah pengecualian, karena itu jadi bahan obrolan.
Di kampung kecil di kaki gunung, di zaman itu, minim buku dan bacaan lainnya. Kakek selalu mendengarkan radio untuk mendapatkan informasi. Karena itu wawasannya jadi luas dan berpandangan bahwa anak-anaknya harus terdidik, termasuk anak perempuannya.
Ibunda cita-citanya jelas: jadi guru. Maka akhirnya masuk ke Fakultas Pedagogi, Universitas Padjajaran, tahun 1959. Tinggal di asrama mahasiswi di Buah Batu dan kuliahnya di Ledeng, Bandung. Sepeda jadi alat transportasinya.
Fakultas Pedagogi kemudian berubah menjadi IKIP Bandung. Ibunda tercacat sebagai lulusan IKIP Bandung tahun 1964. Saat itu, Ibunda jadi orang pertama di keluarga besar kami yang jadi sarjana. Sebuah sejarah baru bagi keluarga besar di kampung kecil. Buah dari visi seorang ayah dan doa tanpa henti dari Ibunya. Pasangan suami-istri yang tinggalnya di kampung tapi berwawasan jauh ke depan.
Setahun kemudian, pada 1965, Ibu mulai mengajar di IKIP Bandung. Lalu mulai tahun 1969 pindah ke IKIP Yogyakarta setelah menikah dengan Ayah.
Saat ini, 55 tahun perjalanan Ibunda menjadi guru. Ribuan murid-muridnya tersebar lintas waktu dan wilayah. Kebahagian Ibu adalah saat ada murid datang, mendengar cerita mereka tentang kegiatan dan kiprahnya. Kami rasa, semua guru demikian.
Di milad Ibunda tahun 2020 ini, kami ingin membahagiakan Ibu dengan hadiah berupa cerita-cerita dari muridnya. Jadi melalui pesan ini, dengan kerendahan hati, kami mengundang murid-muridnya untuk menyampaikan kisahnya.
Kisah dapat berbentuk tulisan, foto atau rekaman video. Mohon berkenan untuk menuliskan juga tahun/masa berinteraksi bersama Ibunda dulu dan dikirimkan ke surel cerita.ibu.aliyah@gmail.com.
Walaupun kami tak membatasi kapan tulisan, foto, rekaman video dapat dikirimkan, namun kami sangat berterima kasih bila kisah tersebut dapat kami terima sebelum 15 Maret 2020.
Sebelumnya, kami berdua menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang amat tinggi. Semoga, Allah Yang Maha Kuasa membalas perhatian dan kebaikan hati Ibu, Bapak dan semua murid-murid Ibunda dengan pahala yang melimpah.
Kami juga mohon doa dari Bapak dan Ibu para murid dan mahasiswa ibunda agar ibunda senantiasa dikaruniai oleh Allah SWT kesehatan dan keberkahan agar dapat terus beraktivitas dan berbagi ilmu. Amiin...
Salam hangat,
Anies Baswedan dan Abdillah Baswedan