telusur.co.id - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengumumkan kebijakan untuk meliburkan ribuan supir angkot, tukang ojek, dan tukang becak di kawasan Puncak selama libur Lebaran Idulfitri 2025. Langkah ini diambil sebagai upaya mengatasi kemacetan yang diprediksi akan terjadi di daerah tersebut. Sebagai pengganti, mereka akan mendapatkan uang pengganti sebesar Rp200 ribu per hari selama masa liburan.
Dedi menjelaskan, "Antisipasi pasca-Lebaran, kami perkirakan akan terjadi kemacetan parah di Puncak. Untuk itu, kami akan meliburkan sekitar 2.000 supir angkot, tukang becak, dan tukang ojek, dan mereka akan mendapatkan pendapatan rata-rata Rp200 ribu per hari selama libur," ucapnya dilansir Instagram resminya, Sabtu (29/3/2025).
Kebijakan serupa juga akan diterapkan di wilayah lain, seperti Garut, Cirebon, dan Subang. Pemprov Jawa Barat telah memutuskan untuk meliburkan tukang ojek, angkot, andong, dan tukang becak di sejumlah jalan alternatif selama dua minggu, yakni satu minggu sebelum dan satu minggu setelah Lebaran, untuk membantu mengurangi kepadatan arus lalu lintas.
Selain itu, Dedi Mulyadi juga menyoroti upaya pemda dalam menangani premanisme yang berpotensi mengganggu ketertiban selama musim mudik. "Kami bersama Forkopimda dan Polres Jawa Barat telah melakukan operasi rutin terhadap preman-preman yang meresahkan masyarakat. Setiap malam kami intensifkan penangkapan untuk memastikan kenyamanan warga dan pemudik," tegas Dedi.
Meski berbagai langkah antisipasi sudah disiapkan, Dedi mengakui adanya potensi munculnya opini liar terkait pelaksanaan mudik. "Jika mudik lancar, bisa saja dianggap ekonomi lesu. Namun, jika terjadi kemacetan, akan ada yang menilai kami tidak mampu mengelola. Dua-duanya, Insyaallah kami siap," ujar Dedi dengan percaya diri.
Dengan serangkaian kebijakan ini, Gubernur Dedi berharap arus mudik dan balik Lebaran 2025 di Jawa Barat dapat berjalan lebih lancar dan aman, sekaligus menciptakan kenyamanan bagi masyarakat dan pemudik.[iis]