AS dan China sedang mengembangkan kapal perang kapal selam otonom yang bisa saling bertempur dalam waktu dekat.
Kecerdasan buatan (AI) dilaporkan telah terintegrasi dalam kapal selam nuklir China, sementara angkatan laut AS telah menguasai kapal pemburu kapal selam mandiri otomatik dari lembaga penelitian pertahanannya.
Seperti yang Profesor Stephen Hawking ingatkan, militer paling kuat di dunia terus mengembangkan sistem otonom untuk meningkatkan kemampuan mereka memproyeksikan kekuatan mereka.
Seorang ilmuwan senior angkatan laut China, yang berbicara dengan The South China Morning Post dengan syarat anonim, mengklaim bahwa China sedang membangun kapal selam nuklir yang dilengkapi dengan AI canggih untuk mendukung kapten dalam membuat keputusan di medan perang.
Sementara itu, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertahanan AS (DARPA) secara formal telah memberi kapal anti-kapal selam eksperimental yang dikembangkan ke angkatan laut AS.
Kapal tersebut yang secara resmi dikenal sebagai kapal pemburu mandiri (ACTUV) dan secara tidak resmi dikenal sebagai “Sea Hunter” diatur untuk melengkapi angkatan laut AS, yang jauh lebih besar dari China.
Sea Hunter mewakili visi baru perang permukaan laut yang memperdagangkan sejumlah kecil aset bernilai tinggi yang sangat mumpuni untuk sejumlah besar platform sederhana dan lebih murah, lebih sederhana yang lebih mampu secara keseluruhan,” kata Fred Kennedy dari DARPA.
“Militer AS telah membicarakan pentingnya strategis mengganti ‘raja’ dan ‘ratu’ di papan catur maritim dengan banyak ‘bidak’, dan ACTUV adalah langkah pertama untuk melakukan hal itu,” kata Kennedy.
Ilmuwan anonim tersebut mengatakan kepada South China Morning Post bahwa Beijing melakukan investasi besar-besaran dalam program kapal selam AI-nya.
Klaim mengenai perkembangan tambahan teknologi maritim China datang saat Beijing berusaha untuk semakin menumbuhkan angkatan lautnya untuk menantang dominasi AS, yang pasukannya lebih besar dari gabungan tiga negara terbesar berikutnya. (der/sky)